tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, melaporkan pemerintah sudah menarik utang baru sebanyak Rp71,1 triliun hingga akhir April 2024. Menurut dia, penarikan utang tersebut dalam periode ini lebih kecil dari target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Realisasinya hingga 30 April untuk pembiayaan anggaran baru Rp71,1 triliun, ini artinya baru 13,6 persen, jauh lebih kecil dibanding target dalam APBN," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA, Senin (27/5/2024).
Total pembiayaan anggaran hingga April tercatat turun tajam dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp244,2 triliun, atau mencapai penurunan turunnya 68,3 persen year-on-year (yoy).
Dalam target pembiayaan anggaran melalui utang, pemerintah menargetkan untuk sepanjang 2024, proyeksi realisasi pembiayaan anggaran mencapai Rp522,8 triliun.
"Bahkan untuk penerbitan surat berharga negara (SBN) kita secara neto Rp128,6 triliun, itu dibandingkan target APBN yang Rp648,1 triliun itu berarti 19,3 persen, di bawah 20 persen," ujarnya.
Dalam laporan terbaru, Sri Mulyani juga mencatat pemenuhan kebutuhan pembiayaan utang masih dalam batas yang manageable atau terukur, didukung oleh penerbitan SBN, penarikan pinjaman tunai bilateral dan multilateral serta pemanfaatan saldo anggaran lebih (SAL).
"Strategi anggaran dilakukan secara pruden, terukur, oportunistik, dan fleksibel dalam aspek timing, tenor, currency, dan instrumen untuk mendapatkan pembiayaan paling efisien dan optimal," ujar Bendahara Negara.
Selain itu, pembiayaan non utang untuk pendanaan investasi pemerintah juga dilaporkan masih berjalan on track dan diharapkan turut mendukung percepatan transformasi ekonomi yang inklusif dan berkesinambungan.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Maya Saputri