Menuju konten utama

Pemerintah Siapkan Modul dan Kriteria Pemateri Bimbingan Perkawinan

Pemateri bimbingan perkawinan akan menjalani pelatihan dan diberikan sertifikat.

Pemerintah Siapkan Modul dan Kriteria Pemateri Bimbingan Perkawinan
Ilustrasi pernikahan. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Rencana program pelatihan dan pemberian sertifikat untuk menikah tengah dalam proses pembuatan modul dan persiapan sumber daya manusia (SDM) untuk menjadi penyuluh atau pemateri.

Alissa Wahid, selaku salah satu anggota tim pembuatan modul untuk agama Islam menyampaikan bahwa KUA ataupun organisasi keagamaan akan menjadi pihak yang memberikan materi dan bisa mengeluarkan sertifikat perkawinan.

"Itu [penyuluh] dilatih, dari KUA, dari NU, Muhammadiyah, itu dilatih," ujar Alissa saat ditemui di Gedung Kemenko PMK, Jakarta Pusat pada Selasa (19/11/2019).

"Jadi fasilitator yang berhak untuk memberikan bimbingan perkawinan untuk calon pengantin itu sudah punya sertifikat itu untuk menghindari jangan sampai yang disampaikan adalah hal-hal yang yang berlawanan dengan niat negara," lanjutnya.

Para pemateri pun akan mendapatkan sejumlah penyuluhan tersendiri terkait dengan agama hingga kesehatan reproduksi.

"Yang memberikan materi ada dari penyuluh agama, kemudian ada dari Puskesmas, kemudian di beberapa daerah Pemerintah Kabupaten terlibat, kemudian ada penghulu dan akademisi, dan dari organisasi-organisasi agama," jelas Alissa.

Namun, yang kini juga tengah menjadi tantangannya adalah memastikan bagaimana pelatihan tersebut bisa tersebar secara merata di seluruh Indonesia.

"Nah itu yang menjadi concern Pak Menko, bagaimana caranya agar ini bisa melayani semua warga. Pak Menko sangat clear bahwa untuk SDM unggul," ujarnya.

Program untuk pemberian pelatihan tersebut kini tengah dikembangkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dan Kementerian Agama (Kemenag).

Alissa pun menjelaskan bahwa pelatihan tersebut akan dibagi menjadi beberapa bagian yang berlangsung selama 2 hari. Salah satu bagiannya akan berusaha untuk mengurai kemungkinan-kemungkinan penyebab perceraian, sehingga dapat dihindari.

"Yang paling penting penyebab perceraian itu ada dua. Satu, konflik yang berkepanjangan jadi ini yang harus dibereskan dalam pembekalan, supaya bisa berkonflik dengan baik dan benar. Jadi diajarkan mengelola kehidupan dan hubungan," jelas Alissa.

"Bagaimana memenuhi kebutuhan bersama, bagaimana prinsip kesetaraan dan kerja sama, itu juga muncul, bagaimana KDRT itu dihindari dengan komunikasi yang lebih baik," imbuhnya.

Kemudian, lanjut Alissa, akan ada pelatihan terkait pengenalan diri sendiri, kesadaran kebutuhan dan karakter pasangan, kemampuan mengelola emosi dan diri sendiri, hingga kemampuan mengelola hubungan.

"Jadi ada psikologi keluarga, ada konsep keluarga dalam kacamata agama, tergantung agamanya, kemudian ada kesehatan keluarga, terutama kesehatan reproduksi," ujar Alissa.

Baca juga artikel terkait SERTIFIKAT PERNIKAHAN atau tulisan lainnya dari Fadiyah Alaidrus

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Fadiyah Alaidrus
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Gilang Ramadhan