Menuju konten utama

Pemerintah Kendurkan PSBB Jika Angka Penularan Corona di Bawah Satu

Target pemerintah adalah mengurangi angka penyebaran kasus menjadi tidak ada penularan dari 1 orang atau hanya 1 orang yang tertular.

Pemerintah Kendurkan PSBB Jika Angka Penularan Corona di Bawah Satu
Suharso Monoarfa tiba di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa (22/10/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/pras.

tirto.id - Pemerintah merumuskan protokol baru dalam hidup secara produktif dan aman. Kini, target pemerintah adalah mengurangi angka penyebaran kasus menjadi tidak ada penularan dari 1 orang atau hanya 1 orang yang tertular.

Pemerintah baru bisa melonggarkan kebijakan penanganan COVID seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jika angka penularan sudah di bawah 1 orang per orang.

Menteri Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, pemerintah tengah menyiapkan kebijakan yang komprehensif berdasarkan data kredibel untuk penerapan protokol baru tersebut. Ia mengatakan, pemerintah akan berusaha menurunkan angka reproduksi virus atau R0 di Indonesia yang kini berada di angka 2,5 menjadi angka di bawah 1 sesuai standar WHO.

"Untuk Indonesia hari ini diperkirakan 2,5. Artinya 1 orang itu bisa menularkan ke 2 atau 3 orang. Tugas kita adalah bagaimana pada waktu tertentu, pada waktu tertentu, kita bisa menurunkan R0 itu, dari yang namanya 2,5 itu atau 2,6 persisnya, itu menjadi di bawah 1," kata Suharso usai rapat dengan jajaran pemerintah secara daring, Rabu (20/5/2020).

Suharso menuturkan, cara untuk menurunkan R0 Indonesia saat ini belum bisa dengan pendekatan vaksin, tetapi intervensi sosial seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB), penggunaan masker dan kebijakan terkait untuk melihat laju angka penularan di waktu tertentu (RT) dan melihat fluktuasi nilai dengan nilai R0.

Saat ini, kata Suharso, "kita sekarang akan menghitung itu untuk semua kabupaten/kota d an seluruh provinsi di seluruh Indonesia. Itu indikator utama yang akan kita gunakan yaitu R0 atau RTnya."

Pria yang kini menjabat sebagai Ketua Umum PPP itu juga menggunakan pendekatan monitoring sistem kesehatan. Mereka akan melihat kemampuan daerah dalam menangani kasus COVID. Ia mencontohkan satu daerah hanya punya 100 ranjang sehingga maksimal kasus hanya 60 kasus. Oleh karena itu, daerah harus mendorong agar kasus berkurang di bawah 60.

Ketiga, pemerintah akan mengedepankan pendekatan surveillance yakni dengan menggunakan pendekatan tes. Ia mengaku angka tes Indonesia sebelumnya hanya 743 per satu juta atau sekarang sudah 202.936 orang yang dites. Kini, pemerintah akan meningkatkan target tersebut setelah hasil tes mencapai 10 ribu lebih sehingga bisa setara Vietnam atau Brazil.

"Dengan kapasitas kita yang sekarang sudah naik 10 ribu-12 ribu bahkan kemarin tanggal 18 sudah mencapai 12 ribu lebih tes, maka diharapkan dalam satu bulan ke depan kita bisa mencapai angka 1.838 per satu juta penduduk," kata Suharso.

Dari tiga parameter itu, Indonesia perlu waktu 14 hari untuk memastikan angka R0 di bawah 1. Jika sudah di bawah 1, pemerintah siap mengendurkan PSBB sehingga status virus COVID-19 dalam status terkendali.

"Jadi kalau sudah 14 hari itu posisinya di bawah 1 maka dia siap untuk, daerah itu siap dinyatakan untuk melakukan penyesuaian atau pengurangan PSBB. Itu yang penting," Kata Suharso.

"Yang penting yang harus kita lihat bahwa menurunnya R0 tadi itu bukan berarti virusnya hilang. Tidak. Tetapi virusnya bisa kita kendalikan," tutur Suharso.

Baca juga artikel terkait PELONGGARAN PSBB atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Restu Diantina Putri