Menuju konten utama

"Pembukaan Jalur Selatan adalah Kebutuhan"

Jalur udara wilayah selatan akan segera dibuka untuk penerbangan komersial. Apa saja keuntungannya? Bagaimana konsekuensinya?

Pengamat penerbangan Gerry Soejatman. [tirto/andrey gromico]

tirto.id - Pembukaan ruang udara selatan Pulau Jawa ternyata sudah menjadi wacana sejak sekitar sepuluh tahun lalu. Seiring desakan padatnya ruang udara utara Pulau Jawa, wacana ini kembali dikemukakan. “Tetapi benar-benar terasa dibutuhkan sejak tiga-lima tahun terakhir,” kata Gerry Soejatman, pengamat penerbangan dari Aviation Consultant Comunic Avia, ketika dihubungi tirto.id, pada Minggu (24/7/2016).

Menurut Gerry, ruang udara selatan yang kosong bakal sangat menguntungkan karena pesawat tidak perlu antre terlalu lama. Mengapa jalur utara begitu padat? Mengapa pembukaan ruang udara selatan bakal menguntungkan bagi pemerintah, pihak maskapai dan masyarakat? Berikut wawancaranya:

Presiden Jokowi mengizinkan pembukaan ruang udara selatan Pulau Jawa untuk penerbangan komersil. Bagaimana tanggapan anda?

Saat ini ruang udara utara Pulau Jawa sudah penuh, sehingga pembukaan ruang udara selatan adalah suatu kebutuhan dan langkah yang logis. Apalagi sebenarnya, ruang udara utara Jawa sudah dibuat dua jalur. Ibaratnya satu arah-satu arah dengan rute yang sama.

Apakah pembukaan ruang udara selatan Jawa wacana baru?

Sebenarnya sudah banyak dilakukan pembicaraan. Tapi pihak-pihak terkait tidak bisa berbuat banyak karena memang jatahnya militer. Tapi bukan berarti tidak boleh digunakan, sebab ada satu-dua pesawat yang melewati jalur tersebut. Kalau dibuka rute udara baru ya memang baru sekarang.

Jadi ruang udara Madiun sudah ada sejak lama untuk kepentingan latihan militer. Mereka juga tidak memakai terus-menerus ruang udara itu, sehingga bisa dimanfaatkan untuk sipil. Tetapi memang harus ada larangan atau pembatasan di jalur Madiun.

Kapan sebenarnya ruang udara selatan Jawa dibutuhkan bagi penerbangan komersial?

Sebenarnya sudah dibutuhkan sejak lima sampai sepuluh tahun lalu. Tetapi benar-benar terasa dibutuhkan sejak tiga-lima tahun terakhir.

Siapa yang diuntungkan dalam pembukaan jalur udara selatan ini?

Negara, maskapai dan masyarakat.

Berapa sebenarnya kapasitas penerbangan di ruang udara utara Jawa?

Kalau jumlahnya saya enggak tahu pasti. Tapi, satu orang pemandu lalu lintas udara (Air Traffic Controller) menangani 15 pesawat sekaligus. Bahkan bisa lebih.

Mengapa jalur utara begitu padat?

Banyak sekali yang melintasi jalur itu. Sebut saja Jakarta-Solo, Jakarta-Semarang, Jakarta-Surabaya, Jakarta-Malang, Jakarta-Bali, Jakarta-Lombok, Jakarta-Kupang, Jakarta-Makassar, Jakarta-Ambon dan Jakarta-Papua. Penerbangan yang tidak lewat utara cuma Jakarta-Yogyakarta. Rute inipun lewat selatan Jawa, tapi enggak sampai daerah militernya.

Ruang udara yang membuat padat itu penerbangan Jakarta-Surabaya dan Surabaya-Semarang. Jangan lupa masih ada dari Bali-Yogyakarta, Lombok-Yogyakarta, atau Makassar-Yogyakarta. Di jam-jam tertentu sudah ribet. Belum lagi ada masalah cuaca. Harus tutup jalur dan mesti geser jalurnya.

Apa benar di jalur utara per jamnya bisa mencapai 60 penerbangan?

Bisa lebih. Kapasitas Soeta itu 72 per jam. Sedangkan rutenya bukan hanya Jakarta. Persisnya tidak tahu, tapi memang cukup padat. Padatnya bukan hanya penuh, tapi padat sampai kapasitas pengendali udaranya.

Berapa kapasitas pengedali lalu lintas udara (ATC)?

Satu orang bisa mengendalikan 15-20 penerbangan untuk sekedar lewat. Kalau naik-turun maksimal 15 pesawat.

Sebenarnya berapa jarak aman antara satu pesawat dengan pesawat lainnya?

Dari segi keselamatan, jarak minimal antar pesawat itu minimal 5-10 mil.

Dalam satu jam, idealnya berapa pesawat yang bisa melintas?

Di satu ketinggian, bisa enam pesawat. Kalau ada 10 (ketinggian), maka enam puluh.

Berapa luas ruang udara militer di selatan Jawa?

Area militer yang digunakan luas sekali. Dari timur Solo sampai setengah antara Madiun dan Malang. Kalau ke arah selatan mencapai berapa ratus kilometer di laut.

Kira-kira bisa menampung berapa penerbangan di ruang udara selatan Jawa?

Kalau misalnya tidak ada pembatasan waktu, Jakarta-Bali, Jakarta-Malang, Jakarta-Lombok, Jakarta-Kupang bisa lewat jalur selatan. Bisa kurangi seperempat hingga sepertiga kepadatan utara.

Jika ruang udara selatan dibuka, kira-kira di mana posisinya?

Rencana rute udara yang dibuka itu dari Cilacap, ke selatan Yogyakarta, terus sampai Bali. Memang rute itu tidak melintas di atas daratan. Kalau di atas laut tidak apa-apa karena masih ada ruang.

Apa benar pembukaan ruang udara selatan menghemat waktu dan biaya?

Jalur selatan sebenarnya tidak lebih pendek dari utara. Tapi karena kosong, tidak perlu menunggu lama. Jadi ruangnya bisa digunakan, sehingga tidak berebutan dengan rute Makassar atau Papua. Jangan lupa, biaya tidak hanya terkait jarak. Ongkos tunggu pesawat juga ada. Bukan hanya di udara tapi juga di darat. Pokoknya menunggu itu mengeluarkan biaya. Bukan hanya biaya bagi maskapai, tapi juga biaya psikologi bagi penumpang.

Baca juga artikel terkait WAWANCARA atau tulisan lainnya dari Mawa Kresna

Reporter: Mawa Kresna
Penulis: Mawa Kresna
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti