tirto.id - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara menyarankan agar Bank Indonesia (BI) menghemat cadangan devisa meski ada kebutuhan untuk menghambat pelemahan rupiah.
Dia memprediksi posisi cadangan devisa pada Agustus 2018 dapat menurun hingga level 115 miliar dolar AS. Artinya ada kemungkinan cadangan devisa berkurang sampai 3,3 miliar dolar AS dari posisi pada bulan sebelumnya. Cadangan devisa pada Juli 2018 tercatat sebesar 118,312 miliar dolar AS.
"Intervensi BI untuk stabilkan rupiah serap banyak cadev [cadangan devisa] karena Bank Indonesia ingin jaga kurs di bawah level psikologis Rp15 ribu terhadap dolar AS," ujar Bhima kepada Tirto pada Kamis (6/9/2018).
Meskipun posisi cadangan devisa saat ini masih aman, menurut Bhima, BI harus mewaspadai dampak dari kenaikkan suku bunga the Fed yang diperkirakan berlanjut 2 sampai 3 kali, pada tahun depan.
Selain itu, dia menambahkan, dampak dari krisis pada sejumlah negara, seperti Turki dan Argentina, juga perlu diantisipasi.
"Kini [krisis] merembet ke Afrika Selatan. Jadi, sinyal krisis global di depan mata," ujar Bhima.
Faktor-faktor tersebut berpotensi semakin membuat rupiah melemah. "Pelemahan kurs [rupiah] tidak ada yang bisa memastikan sampai kapan berakhir. Maka, cadev harus dihemat," kata Bhima.
Cadangan devisa, kata dia, merupakan amunisi utama bagi BI untuk menekan laju pelemahan rupiah. Karena itu, Bhima berpendapat, lebih baik BI saat ini tidak terlalu mengobral cadangan devisa.
"Bauran kebijakan dan koordinasi fiskal-moneter yang harus dioptimalkan, sehingga menahan rupiah tidak selalu andalkan cadangan devisa," kata dia.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Addi M Idhom