tirto.id - Menyikapi aksi 22 Mei 2019, pedagang Pasar Tanah Abang memilih menutup tokonya. Langkah itu pun diikuti oleh pengelola Pasar Tanah Abang usai mendapati tak ada pedagang yang mau membuka tokonya selama situasi di sekitar area itu belum kondusif.
Promotion Manager Pasar Tanah Abang Blok A, Hery Supriyatna membenarkan hal itu.
Menurutnya berita dan kabar pada Rabu dini hari turut menjadi alasan dibalik keputusan para pedagang untuk tidak membuka tokonya. Mereka memilih berinisiatif untuk tak berjualan pada 22 Mei 2019.
"Karena melihat berita semalem seperti itu pedagang punya inisiatif tidak buka toko. Gedung juga kita tutup," ucap Hery saat dihubungi reporter Tirto pada Rabu (22/5/2019).
Hery mengatakan penutupan yang dilakukan di Pasar Tanah Abang ini sifatnya situasional.
Namun, ia mengatakan sebagai pengelola, mereka akan selalu siap mengakomodir keinginan pedagang.
Bila ada 50 persen pedagang yang mau membuka, ia menjamin bahwa pengelola akan mengoperasikan gedung.
"Kalau ada 50 persen pedagang yang datang untuk buka toko kami pasti buka dan operasionalkan," ucap Hery.
Namun, pada kondisi ini Hery memaklumi bila keputusan pedagang itu memang dapat diterima.
Pasalnya bila mereka buka pun, tidak ada jaminan akan ada pengunjung yang sama banyaknya seperti hari normal ketika tidak ada demo.
Keputusan ini pun ia yakini juga sejalan dengan keperluan untuk menghemat pengeluaran harian.
Sebab, bila toko dibuka tentu para pedagang harus merogoh sakunya untuk membayar keperluan maintanance sehari-hari.
"Tapi hari ini pedagang banyak yang tidak buka toko. Buat apa kita buka tapi enggak ada pengunjung juga atau enggak ada yang dagang. Jadi enggak perlu buang-buang biaya buat listrik," ucap Hery.
Sebelumnya, pada bentrokan yang terjadi pada Rabu dini hari, didapati seorang pendemo tewas karena luka tembak. Lokasi bentrok itu pun terjadi di depan Blok A Pasar Tanah Abang.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Nur Hidayah Perwitasari