Menuju konten utama

Pedagang Daging Jabodetabek akan Mogok 3 Hari karena Harga Melonjak

Pedagang daging sapi di Jabodetabek bakal mogok selama tiga hari, mulai Rabu (20/1/2021) sebagai protes harga yang tinggi.

Pedagang Daging Jabodetabek akan Mogok 3 Hari karena Harga Melonjak
Pedagang daging sapi melayani pembeli di kios daging Pasar Modern BSD, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (19/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/wsj.

tirto.id - Pedagang daging sapi di Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek) bakal mogok mulai Rabu (20/1/2021), selama tiga hari ke depan. Aksi tersebut merupakan protes kepada pemerintah karena tingginya harga daging sapi di pasar sejak awal tahun.

Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri. Ia mengaku telah mendapat tembusan surat edaran Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) bernomor 08/A/DPD-APDI/I/2021 yang memuat rencana mogok jualan itu.

"Iya sudah [mendapat tembusan suratnya dari APDI]" kata Abdullah kepada reporter Tirto, Selasa (19/1/2021).

Selain itu, Abdullah menuturkan para pedagang di bawah bendera APDI juga berencana menutup aktivitas pemotongan sapi hidup di Rumah Potong Hewan (RPH). Begitu juga dengan aktivitas perdagangan daging beku di distributor.

Menurut catatannya, harga daging sapi murni berada di atas Rp120 ribu per kilogram (kg) dalam beberapa hari terakhir. Padahal, biasanya harga cuma di kisaran Rp110 ribu sampai Rp114 ribu per kg.

Begitu juga dengan harga daging sapi bagian paha belakang yang normalnya hanya sedikit di atas Rp100 ribu per kg. Namun beberapa hari terakhir sempat memuncak ke Rp126 ribu per kg.

Sementara, data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) per 18 Januari 2021 mencatat harga rata-rata daging sapi kualitas 2 di seluruh Indonesia berada di kisaran Rp113 ribu per kg. Harganya turun 0,4 persen dari sebelumnya. Namun tercatat harga rata-rata daging sapi di DKI berada di kisaran Rp129 ribu per kg, Jawa Barat Rp124 ribu per kg, dan Banten Rp117 ribu per kg.

Melihat kondisi tersebut, Abdullah mengimbau kepada para pedagang pasar se-Jabodetabek, khususnya penjual daging untuk menyikapinya dengan pertimbangan yang matang. Imbauan tersebut juga sudah diberikan melalui Surat Edaran Nomor: 91/SE/IKAPPI/V/2021.

"Kami meminta agar pedagang daging tidak mogok berjualan sebagai bentuk aksi tanda protes, tetapi mengurangi volume penjualan," ucap dia.

Sebab menurutnya risiko kehilangan pelanggan menjadi pertimbangan yang paling dominan dari efek mogok berdagang selama tiga hari ke depan.

Mengingat warung-warung rumahan seperti warteg, warung masakan padang, warung masakan sunda, warung nasi uduk rumahan dan sebagainya yang masih harus mendapatkan pasokan dari pedagang daging di pasar se-Jabodetabek.

Selain itu, kata dia, mengingat kondisi pedagang warung rumahan yang terus melemah. "Kami mohon agar aksi mogok selama 3 hari ke depan dipikirkan kembali," tuturnya.

Mengingat kondisi pasar semakin sepi dan daya beli menurun, IKAPPI khawatir jika seluruh pedagang daging yang mogok akan berefek pada sepinya penjual yang lain.

"Kami mengetahui bahwa kondisi ini cukup sulit, tetapi kami berharap agar bertahan dan berdagang sebagaimana mestinya walaupun volumenya berkurang adalah solusi saat ini," terangnya.

Baca juga artikel terkait DAGING SAPI atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Abdul Aziz