tirto.id - Politikus PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu mengatakan partainya tak mau mengintervensi pengungkapan kasus kerusuhan 27 Juli 1996 atau yang lebih dikenal dengan Kudatuli.
Meskipun PDIP saat ini sebagai partai penguasa, kata Masinton partainya tak mau menjadikan kasus ini sebagai ajang balas dendam atas perbuatan tercela rezim Orde Baru pada partainya.
"Justru PDIP sejak awal enggak ingin kasus Kudatuli ini jadi ajang balas dendam. Biarlah itu tanggung jawab negara," ucap Masinton di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (27/7/2019).
Anggota Komisi III ini menambahkan partainya juga tak mau mendesak Presiden Joko Widodo untuk menuntaskan kasus yang mandek bertahun-tahun ini.
"Nanti dikira kami mau membangun dendam sejarah, karena peristiwa ini tak beridiri sendiri tapi terkait penguasa masa lalu," ungkapnya.
Peristiwa Kudatuli adalah salah satu peristiwa terkelam dalam sejarah demokrasi Indonesia. Akibat kerusuhan ini, Komnas HAM mencatat ada lima orang tewas, 149 orang luka-luka, 23 hilang, serta 136 ditahan.
Adalah PDI Perjuangan (PDIP) dan ketua umumnya Megawati Soekarnoputri yang bisa dikatakan sebagai korban gagalnya sistem demokrasi pada rezim Orde Baru pimpinan Presiden Soeharto.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Irwan Syambudi