tirto.id - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menolak rencana Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengimpor beras sebanyak 1 juta ton. Hal tersebut diutarakan langsung oleh Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.
Hasto menilai Mendag Lutfi melupakan basis politik Presiden Joko Widodo dan PDIP yang muncul dari kalangan petani.
“Menteri Perdagangan hanya menghambur-hamburkan devisa negara, untuk satu produksi pangan yang sebenarnya bangsa Indonesia bisa memproduksi pangan tersebut. Dalam situasi kontraksi ekonomi seperti saat ini penting untuk hemat devisa negara,” kata Hasto lewat keterangan tertulis, Senin (22/3/2021).
Hasto meminta kepada seluruh kader PDIP agar mengajak masyarakat luas untuk secara sadar mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi beras. Kata dia, konsumsi beras bisa digantikan oleh makanan lain sekitar hampir 5 persen.
Makanan lain yang dimaksud Hasto bisa dari ragam komoditas pangan seperti sagu, ketela, umbi-umbian, jagung, pisang, talas, porang, sukun, dan lain-lain. Ia mengatakan Indonesia kaya dengan aneka rupa makanan dan kekayaan hortikultura, yang seharusnya membuat Menteri Lutfi percaya bahwa impor beras tidak perlu dilakukan.
“Jumlah tersebut kelihatan sepele, tapi itu akan mengurangi kebutuhan nasional setara dengan 1,5 juta ton. Kalau ini terjadi maka, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi eksportir beras," kata Hasto.
"Diperlukan cara berpikir baru yang disertai dengan langkah strategis yang konsisten agar kita bisa membalik keadaan: dari importir menjadi eksportir beras,” imbuhnya.
Hasto mengingatkan kepada Mendag Lutfi sebagai pembantu presiden agar tidak menjadi beban Jokowi. “Memaksakan impor beras secara sepihak, tidak hanya bertentangan dengan politik pangan Presiden Jokowi, namun mencoreng muka Presiden Jokowi yang belum lama mengampanyekan gerakan cinta produksi dalam negeri,” kata dia.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Gilang Ramadhan