tirto.id - PDI Perjuangan memenangkan pilkada di enam provinsi dari 17 provinsi serta 91 kabupaten/kota dari 152 kabupaten/kota pada pilkada serentak tahun 2018.
Hal ini dijelaskan oleh Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Kamis (28/6/2018).
"Keenam provinsi tersebut adalah, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, dan Papua. Dari enam provinsi tersebut, empat kader partai menjadi gubernur serta tiga kader partai menjadi wakil gubernur," katanya, sebagaimana diberitakan Antara.
Hasto Kristiyanto menyatakan, dari enam provinsi yang dimenangkan PDI Perjuangan tersebut, untuk pertama kalinya gubernur Bali dari kader PDI Perjuangan, yaitu I Wayan Koster, yang sebelumnya adalah anggota DPR RI selama tiga periode.
Berdasarkan hasil hitung cepat dari lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang datanya telah masuk 100 persen, pasangan I Wayan Koster dan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, meraih suara 58,25 persen, sedangkan pasangan Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dan I Ketut Sudikerta, meraih suara 41,75 persen.
Pada pilkada serentak di tingkat kabupaten/kota, menurut Hasto, dari total 154 kabupaten/kota yang menyelenggarakan pilkada, PDI Perjuangan berpartisipasi di 152 daerah. Dari 152 yang diikuti, PDI Perjuangan memenangkan pilkada di 91 daerah atau 59,86 persen. Dari 91 kabupaten/kota yang dimenangkan, kader PDI Perjuangan yang menjadi bupati/wali kota di 33 daerah serta menjadi wakil bupati/wakil walikota di 38 daerah.
"Kemenangan PDI Perjuangan di tingkat kabupaten/kota, lebih banyak kader partai yang terpilih. Ini kabar menggembirakan. Tolok ukur yang paling riil dalam pilkada ditentukan oleh jumlah kader yang berhasil terpilih sebagai kepala dan wakil kepala daerah, sebagai buah dari proses pendidikan politik kader," ujar Hasto.
Menurutnya, PDI Perjuangan menempatkan pilkada sebagai mekanisme kelembagaan yang semakin sistemik untuk mencari pemimpin.
"Sekolah politik kepala daerah menjadi syarat wajib yang harus diikuti calon kepala daerah. Ini sebagai tanggung jawab partai di dalam menyiapkan pemimpin," katanya.
Ia juga menambahkan, penyelenggaraan pilkada membuktikan PDI Perjuangan tetap memegang teguh komitmen politik berkeadaban karena menang atau kalah dalam pilkada bukanlah kiamatnya demokrasi.
"Kami selalu ingat pesan ketua umum, Ibu Megawati bahwa menang dan kalah hanya lima tahun. Kalah kita memperbaiki diri dan menang jangan korupsi, sehingga keadaban jangan dikorbankan karena demokrasi harus menjadi ukuran peradaban politik Indonesia," tuturnya.
Ia menambahkan, fokus utama PDI Perjuangan saat ini adalah persiapan menghadapi pemilu legislatif dan pemilu presiden serentak tahun 2019.
Jumlah kader PDI Perjuangan yang menjadi kepala dan wakil kepala daerah telah meningkat secara signifikan dari 214 orang pada pada tahun sebelumnya, menjadi 345 orang.
"Prestasi dan kinerja para kader ini yang akan menjadi wajah partai dalam memenangkan pemilu legislatif dan pemilu presiden 2019. Ini menjadi konsentrasi utama kami saat ini," ujarnya.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani