Menuju konten utama

PDIP-Ganjar Bersitegang, Basis Suara di Jateng Bisa Tergerus

PDIP dan Ganjar bisa kembali bersatu bila ada musuh bersama dalam Pilpres 2024.

PDIP-Ganjar Bersitegang, Basis Suara di Jateng Bisa Tergerus
Sejumlah penari tampil dalam peringatan HUT Ke-49 PDIP di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin (10/1/2022). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/nym.

tirto.id - Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda menerangkan bahwa Ganjar Pranowo dan PDIP bisa bersatu dalam satu kubu Pilpres 2024 bila keduanya memiliki musuh bersama.

"Apabila mereka memiliki musuh yang sama yang apabila mereka tidak bersama maka akan kalah. Misalnya seberangnya sudah mendukung satu sosok calon yang kuat, PDIP dan Ganjar pasti harus bersatu untuk mencari win-win solution," kata Hanta dalam rilis survei nasional 'Proyeksi Kandidat Kuat Kandidasi Pilpres 2024' pada Kamis (6/9/2022).

Dirinya juga menjabarkan sejumlah potensi kerugian bila PDIP dan Ganjar terus bersitegang. Hanta mengungkapkan kerugian akan terjadi pada dua pihak baik PDIP maupun Ganjar.

"Kalau mereka terbelah atau terpolarisasi keduanya akan merugi. PDIP akan tergerus basisnya di Jawa Tengah. Suara Ganjar juga akan berkurang karena ada pemilih PDIP yang loyal," jelas dia.

Hanta juga menyebutkan bahwa Provinsi Jawa Tengah adalah lumbung suara bagi setiap kandidat, utamanya pemilih PDIP. Oleh karenanya PDIP dan Ganjar harus bersatu demi mempertahankan basis mereka.

"Jadi keduanya kalau bergabung maka akan menjadi simbiosis mutualisme. Baik Jawa Tengah dan Bali yang menjadi basis merah bergantung pada sikap mereka. Kalau mereka bersatu maka suara Ganjar sebagai Pilpres dan PDIP dalam Pileg akan mengkristal," ungkapnya.

Dalam pola hubungan PDIP dan Ganjar juga dipengaruhi oleh sikap politik dari Presiden Joko Widodo yang kerap kali memberi kode-kode mengenai sosok penerusnya.

"Walaupun Pak Jokowi bukan ketua umum partai namun beliau bisa menjadi king maker. Oleh karenanya patron beliau sebagai king maker sangat besar," terangnya.

Hanta melanjutkan, sinyal dukungan yang diberikan Presiden Jokowi pada setiap kandidat capres amat menguntungkan mereka, utamanya untuk mengerek elektabilitas.

"Posisi Pak Jokowi sebagai presiden juga tidak boleh terang benderang mendukung satu sosok calon. Tapi sinyal politik beliau sangat menguntungkan untuk yang dia dukung karena beliau sudah tidak bisa maju lagi," ujarnya.

PDI Perjuangan adalah partai politik yang bisa mengusung calon presidennya sendiri tanpa harus berkoalisi. Saat ini elite partai menyorongkan nama Puan Maharani sebagai figur yang akan berlaga dalam Pilpres 2024.Namun demikian, elektabilitas Puan masih jauh berada di bawah Ganjar. Hal itu terlihat dalam hasil survei sejumlah lembaga.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fahreza Rizky