tirto.id - Wakil Wali Kota Palu, Sigit Purnomo Said atau yang lebih dikenal dengan nama Pasha “Ungu”, marah saat memimpin upacara di Balai Kota Palu, Kamis (18/2/2016). Peristiwa yang terjadi di hadapan ribuan pegawai negeri sipil (PNS) Pemerintah Kota Palu ini pun mendapat tanggapan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Sekjen Kemendagri, Yuswandi A. Temenggung, mengatakan, aksi murka Pasha “Ungu” tersebut masih dalam batas kewajaran. "Ini hanya persoalan kepemimpinan, mungkin tidak hanya Pasha, yang lain juga mungkin ada yang begitu,” ujarnya di Jakarta, Jumat (19/2/2016).
“Saya kira, kita (Kemendagri) memberikan pengertian bahwa ada yang namanya psikologi birokrasi dan kepala daerah itu sendiri yang menentukan bagaimana cara untuk mencapai kesuksesan kepemimpinannya," imbuh Yuswandi.
Terlebih lagi, lanjutnya, karakter dan sifat manusia berbeda-beda sehingga apa yang dilakukan oleh Wakil Wali Kota Palu itu tidak perlu terlalu dibesar-besarkan, "Mungkin ada yang cukup (menegur) dengan kedipan mata atau postur tubuh saja, tapi ada juga yang harus diteriaki.”
“Saya sendiri juga ada yang harus saya teriaki, ada yang dengan saya melemparkan berkasnya ke meja. Tapi pada intinya bagaimana agar suksesnya pekerjaan," papar Yuswandi.
Aksi marah yang ditunjukkan oleh Sigit Purnomo Said memang menjadi sorotan publik. Mantan vokalis band Ungu itu merasa dilecehkan karena sejumlah PNS tertawa saat ia mulai memimpin upacara.
"Apa motif saudara-saudara tertawa terbahak-bahak? Saya malu karena ada yang tertawa terbahak-bahak saat saya masuk. Next (selanjutnya), saya tidak mau ini terulang lagi. Polisi Pamong Praja harus mengecek yang tertawa itu," semprot Pasha.
"'Attitude' harus ada, bagaimana membawa diri dengan baik dan benar. Anda semua memakai baju Korpri, percuma sumpah Korpri tadi dibacakan kalau begini attitude pegawai," tukasnya dengan nada kesal.