tirto.id - Lima Warga Negara Indonesia (WNI) dilaporkan berada di Tonga saat gunung berapi bawah laut Hunga-Tonga-Hunga-Ha'apai meletus dan memicu gelombang tsunami pada Sabtu (15/1/2022) kemarin. Saat ini komunikasi di Tonga dikabarkan masih terputus.
"Kelima WNI tersebut diketahui tinggal di Nuku’alofa. Belum diketahui kondisi mereka saat ini karena komunikasi yang terputus," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik (Dirjen IDP) Kemenlu, Teuku Faizasyah kepada Tirto, Minggu (16/1/2022).
Nuku’alofa merupakan Ibu Kota Tonga, berjarak 65 kilometer dari titik bencana. Wilayah yg paling parah terdampak adalah Tongatapu-pulau utama di Tonga, di bagian utara Ibu Kota Nuku’alofa, dimana banyak kapal dan perahu terdampar ke daratan.
Dilansir dari rilis KBRI Wellington, Pemerintah Selandia Baru belum mendapat laporan perihal adanya korban jiwa. KBRI Wellington masih berupaya untuk mengetahui kondisi WNI di Tonga.
"KBRI Wellington telah menyampaikan imbauan kewaspadaan kepada seluruh WNI yang berada di wilayah akreditasi KBRI Wellington," tulis siaran pers KBRI Wellington, Minggu.
Selandia Baru berjarak sekitar 1.481 mil atau 2.383 kilometer dari Tonga.
“Komunikasi akibat erupsi itu menjadi sulit, tetapi tim pasukan pertahanan kami dan Kementerian Luar Negeri tengah bekerja saat kita berbicara untuk menetapkan apa yang dibutuhkan dan bagaimana kami bisa membantu,” kata Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern dalam keterangannya di Instagram.
Gunung berapi bawah laut di lepas pantai Tonga meletus pada Sabtu (15/1), Reuters melaporkan sebagaimana dilansir Antara, yang memicu peringatan tsunami dan perintah mengungsi di pesisir Tonga serta beberapa pulau Pasifik Selatan di mana rekaman di media sosial menunjukkan gelombang menghantam rumah-rumah di pesisir.
Saluran internet dan telepon terputus pada sekitar pukul 18.40 waktu setempat, Sabtu yang mengakibatkan 105.000 penduduk di pulau-pulau tersebut hampir tidak bisa dikontak.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Restu Diantina Putri