tirto.id - Pada 14 Januari lalu, sebuah letusan gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha’apai di lepas pantai Tonga, memicu gelombang tsunami yang menerjang wilayah tersebut. Seperti dilaporkan Kompas pada 20 Januari, akibat letusan ini wilayah Tonga di Pasifik Selatan diselimuti abu vulkanik.
Menurut laporan BBC pada 19 Januari, 56 rumah mengalami kerusakan serius atau sepenuhnya hancur, dan penduduknya telah dipindahkan ke pusat evakuasi. Pemerintah Tonga mengatakan, negaranya telah dihantam oleh "bencana alam yang tak bisa diprediksi".
Sementara itu, gelombang tsunami yang timbul akibat letusan gunung api pada 15 Januari lalu, menyebar ke segala arah, dan berdampak di beberapa negara, seperti Jepang dan Amerika Serikat.
Di internet sendiri banyak video yang tersebar dan diklaim merupakan Tsunami Tonga. Video ini salah satunya disebarkan oleh akun Twitter @sirajnoorani (tautan, arsip) pada 15 Januari lalu, di hari yang sama saat tsunami menimpa Tonga. Akun Twitter @sirajnoorani mengunggah sebuah video berdurasi 44 detik yang diberinya deskripsi “Unexpected #Tsunami #HungaTongaHungaHaapai #Tsunami #Tonga #Earthquake” yang artinya “Tak terduga #Tsunami #HungaTongaHungaHaapai #Tsunami #Tonga #Earthquake”.
Namun, benarkah video tersebut merupakan bencana tsunami yang terjadi di Tonga?
Penelusuran Fakta
Sebelum menelusuri asal usul video ini, Tirto telah mengetahui dari laporan BBC bahwa satu-satunya kabel bawah laut yang menghubungkan Tonga dengan dunia luar terputus akibat erupsi. Hal ini mengakibatkan komunikasi ke negara itu mengalami gangguan.
Jika Anda mencari informasi mengenai tsunami Tonga pada 15 Januari, informasi yang dapat ditemukan pada hari itu, dan juga beberapa hari berikut, adalah pantauan citra satelit mengenai kejadian ini, seperti diberitakan Aljazeera, NPR, dan USA Today.
Kemudian, ketika kami mengecek video yang dibagikan, kami langsung teringat beberapa video viral yang sempat dibagikan di Indonesia beberapa waktu lalu; yakni video “Salam dari Binjai” dan video terjadinya tidal bore di Kampar, Kabupaten Pelalawan, yang menarik banyak perhatian.
Tidal bore, menurut penjelasan Pusat Riset Kelautan-Pusriskel Kementerian Kelautan RI, adalah gelombang besar yang biasanya terjadi di tengah laut, namun bisa juga terjadi di sungai air tawar. Tidal bore ini terdapat di lusinan sungai di seluruh dunia, tapi yang paling terkenal ada di Alaska, Kanada, Tiongkok, Brazil, Inggris, dan Indonesia yang biasa dimanfaatkan untuk selancar.
Di Indonesia, minimal ditemukan lima sungai yang sering terjadi tidal bore, yakni di Kampar, Rokan, Bintuni, Seduku, dan Digul. Bahkan tidal bore di Kampar dan Digul telah digunakan sebagai destinasi pariwisata selancar. Tidal bore di Kampar dan Rokan di Riau dikenal dengan nama Bono.
Beberapa waktu sebelumnya, sebuah video dari YouTube ramai dibagikan di media sosial. Video berjudul “rina rina bono, onex tm, dan saya berkolaborasi antara salam dari binjai dan salam dari bono.amazing” diunggah pada 6 Desember 2021. Video tersebut menampilkan pemandangan di Pantai Ogis, Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, seperti penuturan pemilik video di kolom komentar. Kemudian terlihat seorang pria menunjukkan aksi meninju batang pisang seperti yang telah diketahui banyak orang Indonesia melalui video “Salam dari Binjai”.
Video berdurasi 3:25 menit itu hendak menunjukkan hanya tidal bore yang mampu meruntuhkan pohon pisang. Sementara itu, di tengah usaha meruntuhkan pohon pisang, tidal bore pun datang dan beberapa orang yang tadinya mengambil gambar juga ikut terbawa arus. Terlihat ada tiga orang yang mengambil gambar, satu di antaranya adalah seorang perempuan.
Aksi ini juga ramai dibagikan di Twitter setelah berbagai sudut pandang pengambilan video disatukan. Berbagai komentar di media sosial justru menyayangkan aksi ini karena membahayakan keselamatan demi membuat konten.
Sementara itu, video yang dibagikan akun Twitter @sirajnoorani adalah potongan dari video utuh “kolaborasi Salam dari Binjai dan Salam dari Bono”. Video dari @sirajnoorani hanya menunjukkan ketika pria dengan pelampung biru mulai meninju pohon pisang, seorang ibu-ibu bersama pria berbaju merah berlari ke daratan, dan tidal bore pun menerjang.
Video dari Twitter juga menghapus narasi berbahasa Indonesia yang awalnya disampaikan oleh pria dengan pelampung biru.
Perlu diketahui bahwa akun @sirajnoorani memang kerap membagikan berbagai video kejadian bencana alam yang terjadi di banyak tempat. Namun, periksa fakta kali ini hanya mengecek video yang dibagikannya terkait tsunami Tonga, yang sebetulnya terjadi di Indonesia, dan bukan merupakan kejadian bencana alam.
Kesimpulan
Setelah melakukan penelusuran fakta, dapat disimpulkan bahwa potongan video yang dibagikan akun Twitter @sirajnoorani bukan merupakan tsunami Tonga di kawasan Pasifik Selatan, melainkan tidal bore di Pantai Ogis, Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau. Informasi yang dibagikan akun tersebut bersifat salah sebagian (partially false).
==============
Tirto mengundang pembaca untuk mengirimkan informasi-informasi yang berpotensi hoaks ke alamat email factcheck@tirto.id atau nomor aduan WhatsApp +6287777979487 (tautan). Apabila terdapat sanggahan atau pun masukan terhadap artikel-artikel periksa fakta maupun periksa data, pembaca dapat mengirimkannya ke alamat email tersebut.
Editor: Nuran Wibisono