tirto.id - Penjualan tiket nonton konser Coldplay akan segera dibuka. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tak ingin masyarakat nekat menggunakan dana pinjaman online atau pinjol ilegal untuk membeli tiket yang harga termurahnya saja, setelah kena pajak bisa di kisaran satu juta rupiah. Bila belum mampu, lebih baik tidak memaksakan diri.
Jika tidak ada aral melintang, konser grup musik asal London yang digandrungi anak muda itu akan berlangsung di Gelora Bung Karno, Jakarta pada 15 November 2023. Banyak yang ingin nonton band kesayangannya itu saat tampil di Jakarta. Bahkan, di media sosial ramai dengan celotehan warganet yang menyatakan rela berutang di pinjol demi mendapatkan tiketnya.
Berutang di pinjol untuk membeli tiket konser Coldplay, bukan keputusan yang tepat. Lebih baik dipikir dulu untung ruginya daripada menyesal kemudian.
”Auto nyesel, jangan pakai pinjol ilegal untuk nonton konser, ” tulis OJK di akun Instagramnya pada Kamis, 11 Mei 2023.
Kata OJK, jangan sampai pakai pinjol ilegal, apalagi jual ginjal untuk beli tiket nonton konser. Solusinya, mulailah mengatur keuangan dengan menabung, memanfaatkan tiket promo hingga cari tambahan penghasilan.
Pinjam uang dari pinjol memang lebih mudah dan cepat dibandingkan di perbankan. Tak heran bila seiring munculnya aplikasi pinjol, banyak anak muda yang lebih berani berutang. Berdasarkan data OJK, pengutang atau kreditur pinjol mayoritas adalah anak muda, yaitu Gen Z dan Milenial berusia 19-34 tahun.
Data StatistikFintech P2P Lending (fintech pendanaan bersama) OJK per Desember 2022 menunjukkan, Gen Z dan Milenial lebih banyak berutang dibandingkan generasi lain. Sebanyak 62% rekening fintech pendanaan bersama dimiliki oleh nasabah berusia 19-34 tahun. Lalu, sebesar 60% pinjaman fintech pendanaan bersama juga disalurkan kepada nasabah dengan rentang usia tersebut.
Artinya, anak muda zaman now bisa disimpulkan suka berutang. Mirisnya lagi, banyak yang berutang untuk memenuhi gaya hidup alias konsumtif, seperti beli gadget baru, jalan-jalan, bahkan beli tiket nonton band kesayangan.
Utang Baik
Tidak semua utang buruk. Menurut Penulis Buku Rich Dad, Poor Dad, Robert T Kiyosaki, ada juga utang yang baik. Utang buruk itu jika uangnya digunakan untuk membiayai pengeluaran konsumtif, diantaranya beli tiket konser.
Sedangkan utang baik atau disebut utang produktif adalah utang yang digunakan untuk membeli aset atau berbisnis. Utang baik tidak membuat uang kita berkurang justru bisa memberikan tambahan penghasilan.
Jika banyak anak muda paham mengatur keuangan, tentu kehidupan finansialnya di masa depan bakal lebih baik. Berutang, baik lewat pinjol, pay later atau kartu kredit itu memiliki risiko tinggi.
Jika gagal bayar, beban tagihannya bakal bertambah dan kenyamanan hidup kita bakal terganggu, karena perusahaan pinjol biasanya menggunakan juru tagih (debt collector) yang “sadis.”
Cara menagih utang pinjol ilegal umumnya tidak mengikuti aturan OJK. Sebaliknya, debt collector dari perusahaan fintech resmi OJK biasanya memiliki sertifikat penagihan yang dikeluarkan oleh AFPI (Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia).
Tak heran bila banyak kasus gagal bayar pinjol hingga menyebabkan orang bunuh diri, stress karena data pribadinya disebar luaskan ke publik dan keluarganya diteror. Bahkan, ada yang sampai dipecat dari pekerjaannya karena teman kerjanya diteror juga.
Ada sedikitnya empat risiko jika nasabah gagal bayar tagihan pinjol, yaitu Pertama, denda keterlambatan. Kedua, dikejar-kejar debt collector. Ketiga, penyitaan barang dan Keempat, OJK akan memasukkan nama Anda dalam daftar hitam (blacklist), sehingga terancam kesulitan untuk mendapatkan fasilitas KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) dan fasilitas pendanaan dari perbankan lainnya.
Jika hal ini terjadi, tujuan nonton konser untuk mencari hiburan atau menyegarkan pikiran tidak akan tercapai. Yang terjadi justru pikiran menjadi was-was dan tidak tenang, bahkan ketakutan, karena memikirkan cara membayar tagihannya.
Kebutuhan Vs Keinginan
Keruwetan finansial itu biasanya diawali dari ketidakmampuan membedakan antara kebutuhan dengan keinginan. Kalau kebutuhan harus dipenuhi agar bisa bertahan hidup, sementara keinginan sifatnya hanya tambahan.
Menonton konser Coldplay itu masuk kategori keinginan. Kalau tidak dipenuhi juga tidak menjadi masalah. Kemampuan membedakan antara kebutuhan dan keinginan itu penting agar tidak salah dalam mengambil keputusan.
Kemudahan persyaratan berutang pinjol memang membuat anak muda yang punya semboyan YOLO (You Only Live Once) alias hidup hanya sekali memang menggiurkan. Agar tidak terlilit masalah keuangan, perhatikan beberapa tips berikut ini;
1. Membuat skala prioritas
Prioritas utama berbelanja adalah untuk memenuhi kebutuhan pokok. Ketika melihat godaan diskon baju, pikirkan mana yang harus dibeli terlebih dulu. Baju atau kebutuhan pokok keluarga? Pilihlah barang atau jasa yang manfaat dan fungsinya diperlukan.
2. Tidak boros
Buat anggaran sederhana. Berapa besar uang saku jika masih ikut orang tua atau gaji jika sudah mandiri. Setelah tahu jumlah pemasukannya setiap bulan, hitunglah perkiraan pengeluarannya. Jangan sampai berbelanja melampaui pendapatannya.
3. Punya prinsip hidup atau tidak mudah ikut arus
Punya pendirian itu sangat penting agar kamu tidak terjebak oleh gaya hidup hedon. Banyak anak muda terlilit utang hanya gara-gara tidak mau dibilang ketinggalan zaman oleh teman-temannya.
Jangan terpengaruh oleh tren atau gaya hidup orang lain. Kalian tidak perlu memaksakan diri membeli barang bermerek jika uangnya tidak cukup. Bangun kepercayaan diri dengan prestasi.
4. Bersyukur itu nikmat
Anak muda memang banyak keinginannya. Namun, keinginan itu bisa dikendalikan dengan menanamkan rasa syukur. Apapun keadaan kalian saat ini, bersyukurlah karena di luar sana masih banyak orang-orang yang kehidupannya serba kekurangan.
Penulis: Suli Murwani
Editor: Dwi Ayuningtyas