tirto.id - Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Laksamana Yudo Margono memilih cara persuasif untuk membebaskan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens dari penyanderaan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).
Hal tersebut disampaikan Yudo usai menggelar acara pertemuan petinggi militer Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dalam forum ASEAN Chief of Defence Forces Meeting (ACDFM) ke-20 di Apurva Kempinski, Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu, 7 Juni 2023.
"Untuk pilot sudah sering saya sampaikan bahwa kita tetap mengutamakan dialog, koordinasi dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat dan juga Pj (Penjabat) Bupati Nduga, kita utamakan dengan cara persuasif, tidak dengan operasi militer," katanya dikutip dari Antara.
Yudo mengatakan alasan dirinya tetap mengambil langkah persuasif untuk menyelamatkan pilot Susi Air tersebut untuk meminimalisir ataupun mengantisipasi jatuhnya korban dari pihak masyarakat.
Dia memastikan upaya penyelamatan tetap berjalan tanpa menggunakan cara-cara kekerasan.
"Kami tetap berusaha untuk menemukan, tentunya tapi tidak berdampak negatif atau berdampak korban di pihak masyarakat," jelas dia.
Meskipun demikian, Yudo mengungkap susahnya menembus ke wilayah tempat OPM yang menyandera kapten Philip untuk melakukan upaya dialog.
Menurut dia, tidak gampang melakukan dialog dengan OPM, sehingga tidak ada target waktu kapan terselesaikan, tetapi pihaknya selalu berupaya agar langkah persuasif tersebut dapat menemui titik terangnya.
"Saya kira tidak ada target, tapi kita tetap terus berusaha. Karena kalau ditargetkan sampai kapan karena dialog ataupun koordinasi ini juga kan susah untuk menembus ke sana. Kesepakatan dua pihak ini kan juga enggak gampang," tutur Yudo.
Yudo pun tetap melakukan komunikasi dengan Penjabat Bupati Nduga, beserta tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat agar upaya penyelamatan warga negara Selandia Baru tersebut tidak menimbulkan kerugian atau korban jiwa, terutama bagi masyarakat yang ada di distrik sekitar lokasi penyanderaan.
"Tentunya Pj bupati juga masih berusaha dan menyanggupi untuk itu dan menahan saya supaya tidak melaksanakan atau melancarkan operasi militer, termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat juga demikian, sehingga kita tetap menjaga distrik-distrik di sekitar itu supaya tetap kondusif dan masyarakat tidak mengungsi gara-gara kejadian ini," pungkasnya.
Editor: Fahreza Rizky