Menuju konten utama

Panglima TNI Bentuk Satgas Kesehatan untuk Dikirim ke Papua

Satgas Kesehatan TNI akan memasuki wilayah yang sulit dijangkau, khususnya di Papua.

Panglima TNI Bentuk Satgas Kesehatan untuk Dikirim ke Papua
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan membentuk Satgas Kesehatan yang akan beroperasi di wilayah-wilayah terisolir serta rawan krisis kesehatan, seperti Papua.

"Untuk saat ini, sasaran utama adalah wilayah Papua," kata Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (24/1/2018).

Hadi mengatakan Satgas Kesehatan yang dibentuk TNI itu akan beroperasi di berbagai daerah yang krisis kesehatan, terpencil, dan terisolir.

Nantinya, kata dia, Satgas itu akan memasuki wilayah yang sulit dijangkau, khususnya di Papua.

Panglima TNI juga meminta para komandan satuan untuk terus melaksanakan monitoring, evaluasi, dan melaporkan kemungkinan adanya serangan penyakit di wilayah tersebut.

Menurutnya, hal itu penting dilakukan agar dirinya bisa melaksanakan koordinasi guna melakukan berbagai tindakan yang diperlukan.

Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI M. Sabrar Fadhilah menyatakan Satgas Kesehatan yang baru dibentuk TNI akan lebih lengkap dibandingkan dengan satgas sebelumnya.

Satgas itu, kata dia, akan segera diberangkatkan ke Papua pada Kamis (25/1). "Kita akan berangkatkan tim (Satgas Kesehatan, red.) ini mudah-mudahan lebih lengkap lebih tertata," tutur dia.

Fadhilah menyatakan bahwa Satgas Kesehatan itu akan dibentuk secara permanen sehingga dapat digunakan secara terus menerus di daerah yang sulit terjangkau.

"Ini akan menjadi model untuk seterusnya, kebetulan ini di Papua ke depan akan berkeliling jadi kayak ada tim dokter terbangnya, dokter perahu, itu sedang ditata," ucap dia.

Untuk diketahui, wabah campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Papua dalam empat bulan terakhir telah menyebabkan puluhan anak meninggal dunia sejak September 2017 lalu. Hingga hari ini, Kementerian Sosial (Kemensos) mencatat 63 anak meninggal dunia akibat wabah ini.

Berdasar data Kemensos, sejak September 2017 hingga kini, RSUD Asmat merawat ratusan pasien campak. Sebanyak 393 orang menjalani rawat jalan dan 175 lainnya rawat inap. Sedangkan situasi Kejadian Luar Biasa (KLB) terjadi di enam distrik di Kabupaten Asmat. Salah satunya adalah Distrik Agats, yang merupakan Ibukota Kabupaten Asmat.

Baca juga artikel terkait PANGLIMA TNI

tirto.id - Kesehatan
Sumber: antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto