tirto.id - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko mengungkap sebab utama munculnya wabah campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Papua, beberapa bulan terakhir.
Menurut Moeldoko, wabah campak dan gizi buruk melanda Asmat karena kebiasaan masyarakat setempat yang dianggap kurang peduli kesehatan. Agar penanganan wabah gizi buruk dan campak berjalan efektif, Moeldoko menilai perlu ada edukasi intensif kepada warga agar peduli pada kesehatannya.
"Kebiasaan masyarakat yang hidupnya kurang care dengan kesehatan, seperti saya dulu di kampung, itu cara buang airnya. Ini perlu edukasi ya," ujar Moeldoko di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jumat (19/1/2018).
Fakta serupa juga diungkap Menteri Kesehatan Nila F Moeloek. Menurutnya, aspek kebersihan menjadi faktor utama penyebab timbulnya wabah gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat.
Nila mengungkap, banyak anak-anak di Asmat yang ditemukan menderita cacingan. Karena penyakit itu, ia mengklaim penuntasan gizi buruk serta campak di Asmat harus dilakukan menyeluruh.
"Kalau buang air gimana, ada cacing yang keluar. Ini mesti diselesaikan. Kalau pun dia dikasih makan tapi kalau enggak bagus (pola hidupnya) akan kembali seperti itu," kata Nila.
Berdasarkan data Kementerian Sosial, sejak September 2017 hingga kini RSUD Asmat merawat ratusan pasien campak. Sebanyak 393 orang menjalani rawat jalan dan 175 lainnya rawat inap. Sedangkan situasi Kejadian Luar Biasa (KLB) terjadi di enam distrik di Kabupaten Asmat. Salah satunya adalah Distrik Agats, yang merupakan Ibukota Kabupaten Asmat.
Pada kesempatan yang sama, Moeldoko dan Nila juga mengklaim akan segera merampungkan pembahasan aturan untuk mengangkat para tenaga medis yang berstatus pegawai tidak tetap (PTT) menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Moeldoko mengungkap ada sekitar 4 ribu tenaga medis PTT yang akan diangkat menjadi CPNS.
"(Keputusan Presiden) keluar secepatnya. Ini sudah bulat dari sisi MenPAN tidak ada masalah, keuangan tidak ada masalah, Menkes tidak ada masalah," kata Moeldoko.
Menurut Nila, tenaga medis tidak tetap yang akan diangkat menjadi CPNS nanti tak hanya dokter. Mereka yang terkena dampak Keppres nantinya mencakup dokter, bidan, dan dokter gigi.
Nila mengklaim ada sekitar 4.100 tenaga medis tidak tetap yang akan diangkat menjadi CPNS setelah Keppres diterbitkan. Ia menjamin penerbitan Keppres dilakukan tahun ini. "Biasanya cepat, yang penting sudah ada keputusan," kata Nila.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Maya Saputri