tirto.id - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan menyesuaikan postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022. Penyesuaian dilakukan merespona dampak pandemi COVID-19 yang mulai mereda di Tanah Air.
“Implikasinya postur APBN-nya berubah," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam program B-Talk, Selasa (10/5/2022) malam.
Sri Mulyani mengatakan dari sisi pendapatan diperkirakan akan tumbuh lebih dari 11 persen sampai akhir tahun. Pertumbuhan itu tidak lepas dari kenaikan beberapa harga komoditas global seperti minyak, CPO, dan batubara.
"Ini semuanya mendapatkan tambahan penerimaan negara. Jadi kita punya pertumbuhan pendapatan negara cukup tinggi," katanya.
Bendahara Negara itu melanjutkan, dalam dua bulan ke depan pemerintah akan bicara dengan DPR untuk seger melakukan perombakan APBN. Terlebih dalam sidang kabinet beberapa waktu lalu, kemungkinan perubahan itu sudah dikemukakan.
"Kita sudah bicara disidang kabinet bagaimana postur APBN di 2022 ini akan bergerak berubah,” jelasnya.
Mengutip Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2021 tentang APBN Tahun Anggaran 2022, pendapatan negara saat ini ditetapkan pemerintah sebesar Rp1.846 triliun. Di mana itu terdiri dari penerimaan pajak sebesar Rp1.510 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp355 triliun miliar, serta penerimaan hibah Rp579 miliar.
Sementara untuk belanja negara ditetapkan tahun ini Rp2.714 triliun. Belanja negara itu terdiri untuk pemerintah pusat Rp1.944 triliun dan transfer ke daerah dan dana desa Rp769 triliun.
Selanjutnya untuk keseimbangan primer APBN 2022 dipatok sebesar Rp462 triliun dan defisit pembiayaan senilai Rp863 triliun.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Gilang Ramadhan