"APBN bekerja luar biasa untuk menstabilkan harga-harga termasuk memberikan subsidi yang melonjak hingga lebih dari tiga kali lipat,” kata Sri Mulyani.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit sebesar Rp169,5 triliun atau 0,91 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) per Oktober 2022.
Sri Mulyani mengatakan, kepala negara ingin seluruh konsumsi belanja pemerintah dipakai untuk membeli produk-produk yang memiliki kandungan lokal tinggi.