tirto.id - Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah menjelaskan 90 persen perawat di lapangan sudah mengalami stres berat. Hal tersebut terjadi semenjak lonjakan kasus belum terjadi dalam beberapa minggu terakhir.
"Setelah lonjakan kasus saya kira 90 persen [nakes stres berat]," ujarnya dalam konferensi pers daring bersama organisasi berbagi informasi LaporCovid-19, Jumat (9/7/2021).
Menurut Harif, para perawat mengalami stres berat karena keletihan menangani pasien yang kian banyak. Belum lagi sikap intimidatif dari keluarga pasien, semisal menjadi sasaran kemarahan hingga pemukulan akibat tidak puas dengan pelayanan di fasilitas kesehatan.
Berdasar data LaporCovid-19 per 6 Juli 2021 terdapat 1.067 tenaga kesehatan meninggal karena Corona. Di antaranya 405 adalah dokter, 339 perawat, dan 167 bidan. Perawat menempati urutan kedua sebagai tenaga kesehatan yang meninggal. Mereka berada di garda terdepan penanganan COVID-19.
Beban lain perawat juga kondisi mental yang rapuh akibat melihat pasien yang banyak, tetapi infastruktur yang mereka punya tidak cukup memadai untuk menolong.
"Melihat pasien antre, tidak dapat tempat, ada yang ditenda. Itu semua menambah beban psikologis kita," ujarnya.
Oleh sebab itu Harif berharap penanganan di sektor hulu oleh pemerintah dapat terimplementasi dengan baik. Sebab para nakes yang berada di sektor hilir sudah merasakan tergopoh-gopoh.
"Pengalaman saya isoman. 1 RT ada 5 KK isoman. Tapi RT itu tidak di-lockdown. Siapa yang bertanggung jawab? Konsepnya bagus, implementasinya tidak," tukasnya.
Satuan Tugas Covid-19 mencatat penambahan kasus positif sebanyak 38.124 pada Jumat (9/7/2021). Sehingga total kasus sebanyak 2.455.912. Jumlah kasus kematian pada hari yang sama tercatat 871, secara akumulatif sebanyak 64.631 orang telah meninggal dunia. Angka kesembuhan juga bertambah sebanyak 28.975, sehingga total orang sembuh sebanyak 2.023.548.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Zakki Amali