tirto.id - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Yahya Cholil Staquf menilai Pancasila adalah salah satu warisan peradaban yang membuat Indonesia kaya, tak hanya dari segi ekonomi saja.
Menurutnya, Presiden ke-1 RI Sukarno terus menggaungkan Pancasila sebagai sari pati kekayaan yang digali dari bumi pertiwi, dan pada saat yang sama tak kenal lelah menyeru kepada dunia agar menengok Pancasila sebagai persembahan Indonesia bagi dunia.
"Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid [Gusdur] pun berjuang sekuat tenaga menghadirkan Indonesia dalam kancah pergaulan internasional dengan identitas karakter Pancasila," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tirto, Jumat (1/6/2018).
Oleh karena itu, Yahya mengajak bangsa Indonesia untuk membantu seluruh umat manusia menemukan masa depan yang lebih baik dan lebih mulia bagi peradaban dunia.
Mantan juru bicara Presiden ke-4 RI Gusdur ini menilai, hal itu sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
"Di tengah kemelut dunia yang diwarnai berbagai benturan antar-identitas, visi para pendiri bangsa sebagaimana tersurat dan tersirat dalam Pembukaan UUD 1945 adalah wawasan yang sangat dibutuhkan dunia," katanya.
Ia pun melihat bawah selama 50 tahun terakhir, berbagai strategi yang dikembangkan untuk memecahkan masalah bangsa lebih banyak terkungkung pada perspektif domestik saja.
Kalaupun ada langkah yang terkait dinamika internasional, menurutnya lebih banyak bersifat pragmatis dan sempit seputar aspek teknis dari permasalahan yang ditangani.
"Perlu dibangkitkan kesadaran bahwa lebih dari sekadar kekayaan ekonomi, bangsa ini memiliki gudang raksasa peradaban yang kita warisi dari nenek moyang," pungkas Yahya.
Editor: Dipna Videlia Putsanra