tirto.id - Penyumbang medali emas pada Olimpiade 2016 Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir kembali mengembangkan senyum, pasalnya, pasangan yang berhasil mengalahkan negera tetangga Malaysia dalam final Bulutangkis Olimpiade Rio tersebut kembali mendapatkan bonus.
Tidak tanggung-tanggung, pasangan yang akrab disapa Owi/Butet tersebut menerima hadiah sebuah rumah senilai Rp1.5 miliar yang berlokasi di Semarang oleh PB Djarum.
Acara penyerahan rumah tersebut, disaksikan kedua orang tua Tontowi dan Liliyana di Graha Padma, Semarang pada Kamis (1/9/2016).
Menurut informasi yang dilansir Kantor Berita Antara, rumah Tontowi dan Liliyana saling bersebelahan, Tontowi mendapat rumah nomor 55, sedangkan rumah Liliyana nomor 53. Rumah seluas 162 meter dengan bangunan 98 meter tersebut memiliki tiga kamar dan satu kamar pembantu.
Tontowi menegaskan jika bonus yang dia terima saat ini tidak dilihat dari nilainya, namun dari perhatiannya.
"Saya tidak melihat nilainya tapi bagaimana perhatiannya. Mudah-mudahan PB Djarum bisa terus mendukung atlet ke depannya," kata Tontowi.
Begitu juga dengan Liliyana, atlet yang menyatakan Olimpiade Rio kemarin sebagai ajang Olimpiade terakhirnya ini berharap agar bonus yang diterimanya bisa sebagai cambuk penyemangat bagi penerusnya.
"Semoga ini memberi semangat buat penerus dan bisa meneruskan tradisi kami meraih medali emas di Olimpiade berikutnya," tambah Liliyana.
Deretan Bonus Menanti
Selain mendapatkan rumah, pasangan ini juga akan mendapatkan sederet bonus lainnya dari PB Djarum, klub tempatnya bernaung, antara lain uang senilai Rp1 miliar dan hadiah lainnya seperti TV Polytron 65 inchi.
Jika ditotal, bonus yang diperoleh pasangan ini melalui PB Djarum saja mencapai Rp5 miliar. Total ini belum termasuk dengan bonus yang berikan oleh pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga sebesar Rp5 miliar.
Selain itu, Tontowi/Liliyana juga mendapatkan fasilitas terbang gratis seumur hidup dari salah satu maskapai penerbangan asing.
Pengelolaan Kuangan Atlet Berprestasi
Bonus yang diberikan pada atlet peraih medali emas Olimpiade ini sungguh bertolak belakang dengan kondisi mantan atlet yang sempat memberikan kontribusi pada masa jayanya.
Atlet yang dulu dipuja kini tidak sedikit yang menjalani hidupnya dengan keprihatinan. Hal ini yang membuat mantan perenang dunia Richard Sambera angkat bicara mengenai pengelolaan keuangan bagi atlet berprestasi.
Menurut Richard, manajemen keuangan bagi atlet sangat mempengaruhi kualitas hidup atlet tersebut kedepannya, karena bagi atlet, prestasi yang diraih terbatas dan setelah itu mereka tidak bisa berbuat banyak lagi.
Menurutnya, kondisi demikian perlu dipikirkan bagi atlet karena mereka tidak ada dana pensiun, sehingga kesejahteraan atlet itu tergantung dari pengelolaan keuangan, katanya, seperti yang dilansir Kantor Berita Antara setahun yang lalu.
Selain faktor pengelolaan keuangan, pendidikan bagi atlet juga harus dipikirkan agar kedepan bila ada kesempatan maka dapat dimanfaatkan bagi perusahaan dan pemerintahan.
Menurut Richard, sekarang ini bonus atlet sudah lebih baik jika dibandingkan dengan saat dirinya berprestasi dahulu.
Sementara mantan pebulutangkis dunia Rexy Mainaki mengatakan, memang kesejahteraan atlet belum begitu maksimal diperhatikan. Bahkan setelah berprestasi tidak diperhatikan lagi, ujar dia.
Sehubungan itu perlu dipikirkan bersama terutama pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan atlet.
Penulis: Rima Suliastini
Editor: Rima Suliastini