Menuju konten utama
Olimpiade 2024

Tradisi Medali Emas Badminton RI Terhenti Lagi di Olimpiade 2024

Tradisi medali emas badminton Indonesia kembali terhenti di Olimpiade Paris 2024. Apakah prestasi bulu tangkis tahun ini sama buruknya dengan London 2012?

Tradisi Medali Emas Badminton RI Terhenti Lagi di Olimpiade 2024
Venue cabor badminton di Olimpiade Paris 2024. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/tom.

tirto.id - Tradisi medali emas Olimpiade kontingen Indonesia dari cabang olahraga (cabor) badminton akhirnya sekali lagi terhenti di Paris 2024. Sebelumnya, Merah Putih nyaris selalu berhasil membawa pulang emas bulu tangkis Olimpiade, sejak pertama kali resmi dipertandingkan pada 1992 silam di Barcelona.

Olimpiade Paris 2024 menjadi kegagalan kedua bagi badminton Indonesia, alias mengulangi hasil buruk bulu tangkis di Olimpiade London 2012 silam.

Namun demikian runtuhnya reputasi badminton Indonesia di Olimpiade Paris 2024, agaknya masih tertolong dengan prestasi pemain tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung.

Jika ketika Olimpiade London 2012 kita benar-benar pulang dengan tangan hampa, maka di Paris 2024 setidaknya masih ada Jorji (panggilan akrab Gregoria Mariska) yang berkalung medali perunggu.

Situasi 'tak biasa' sejatinya juga turut mewarnai keberhasilan Jorji mendapat perunggu, jika tak boleh dibilang dengan sedikit ‘keberuntungan’.

Dalam laga semifinal tunggal putri pada Minggu (4/8/2024) sore tadi, Jorji menelan kekalahan dari pemain nomor 1 dunia asal Korea Selatan, An Se Young. Pertandingan selesai rubber game 21-11, 13-21, dan 16-21, dalam durasi 62 menit.

Seharusnya selepas kekalahan tersebut Jorji masih memiliki jadwal perebutan medali perunggu, kontra pemain yang tersingkir dari hasil semifinal lain, yang mempertemukan Carolina Marin (Spanyol) vs He Bing Jiao (China).

Namun malang, Marin terpaksa mundur usai terkena cedera di tengah laga. Situasi tersebut kemudian membuat Jorji secara otomatis mendapat limpahan medali perunggu tanpa bertanding.

Tradisi Emas Badminton Indonesia di Olimpiade

Tiap kali mengikuti gelaran Olimpiade, kontingen Indonesia boleh dibilang selalu mendapat garansi prestasi dari cabor bulu tangkis. Terutama sejak olahraga tersebut secara resmi masuk dalam cabor Olimpiade Barcelona 1992.

Prestasi gemilang bulu tangkis kemudian memunculkan harapan tradisi emas Indonesia tiap kali ajang Olimpiade bergulir.

Olimpiade edisi 1992, cabor badminton menyumbang 2 emas dari aksi Susi Susanti (tunggal putri) dan Alan Budikusuma (tunggal putra). Kemudian berlanjut ketika Olimpiade 1996 di Atlanta, lewat Ricky/Rexy (ganda putra).

Saat Olimpiade Sydney 2000, giliran Chandra Wijaya/Tony Gunawan (ganda putra) yang berhasil membawa pulang medali emas ke Tanah Air.

Ketika Athena 2004 ada sektor tunggal putra yang menyelamatkan muka Indonesia, lewat aksi Taufik Hidayat. Sektor ganda putra kembali perkasa saat Olimpiade Beijing 2008, lewat aksi Markis Kido/Hendra Setiawan.

Tradisi emas badminton untuk pertama kalinya terhenti di Olimpiade London 2012. Kali ini prestasi bulu tangkis Indonesia bahkan bisa dibilang jatuh ke titik nadir, selepas tak ada satupun wakil Merah Putih yang membawa pulang medali dari cabor badminton. Hasil tersebut kemudian membuat seluruh kontingen Olimpiade Indonesia pulang tanpa emas dari London.

Ketika Olimpiade Rio 2016 untuk pertama kalinya sektor ganda campuran yang menjadi pahlawan Indonesia, lewat aksi duo legenda Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Kemudian sektor ganda putri unjuk gigi di Olimpiade Tokyo 2020 (2021) melalui Greysia Polii/Apriyani Rahayu.

Kini selepas kembali mendapat hasil buruk di Olimpiade Paris 2024, agaknya cabor badminton Indonesia mesti segera berbenah kembali. Dengan demikian diharapkan tradisi emas badminton bisa dibangkitkan kembali saat Olimpiade Los Angeles 2028 mendatang.

Daftar Atlet Badminton Indonesia Peraih Emas Olimpiade

  • Olimpiade 1992: Susi Susanti (tunggal putri), Alan Budikusuma (tunggal putra)
  • Olimpiade 1996: Ricky Subagja/Rexy Mainaky (ganda putra)
  • Olimpiade 2000: Chandra Wijaya/Tony Gunawan (ganda putra)
  • Olimpiade 2004: Taufik Hidayat (tunggal putra)
  • Olimpiade 2008: Markis Kido/Hendra Setiawan (ganda putra)
  • Olimpiade 2016: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran)
  • Olimpiade 2020: Greysia Polii/Apriyani Rahayu (ganda putri)

Baca juga artikel terkait OLIMPIADE 2024 atau tulisan lainnya dari Oryza Aditama

tirto.id - Olahraga
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Iswara N Raditya