tirto.id - Olimpiade Tokyo 2020 bisa saja batal jika pandemi virus Corona (COVID-19) masih berlanjut hingga tahun depan. Saat ini, status kejuaraan empat tahunan itu masih dalam posisi ditunda hingga pertengahan tahun 2021.
Presiden Tokyo 2020 atau ketua panitia penyelenggara Olimpiade 2020, Yoshiro Mori, mengungkapkan kepada media lokal Nikkan Sports, bahwa tidak akan mungkin ada penundaan lagi jika tahun depan ternyata masih belum memungkinkan menggelar Olimpiade.
“Tidak. Jika kasusnya seperti itu, dibatalkan,” tegas Mori, seperti dikutip AFP, Selasa (28/4/2020).
Ia menyebutkan bahwa Olimpiade di masa lalu juga pernah dibatalkan, namun hanya saat periode perang (Perang Dunia I dan II). Untuk situasi saat ini, ia menyebutnya sebagai “peperangan melawan musuh yang tak terlhat”.
Mori berharap pandemi Corona dapat segera diatasi, agar ajang olahraga prestisius tersebut tetap dapat digelar musim panas tahun depan.
“Kami akan menggelar Olimpiade dalam damai, musim panas tahun depan. Umat manusia bertaruh untuk hal itu,” tandas sosok berusia 82 tahun yang juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang periode 2000-2001 ini.
Butuh Vaksin Penangkal COVID-19
Sementara itu, Presiden Asosiasi Medis Jepang (JMA), Yoshitake Yokokura, berpendapat bahwa sangat sulit menggelar Olimpiade tahun depan tanpa adanya vaksin untuk menangkal wabah Corona.
“Saya tidak mengatakan Jepang harus atau tidak harus menjadi tuan rumah Olimpiade, namun hal itu memang cukup sulit untuk melaksanakannya,” ujar Yokokura, dikutip dari Reuters, Selasa (28/4/2020).
“Tanpa perkembangan vaksin yang efektif, saya rasa menggelar Olimpiade sangat sulit,” imbuhnya.
Jepang yang telah menginvestasikan anggaran senilai 13 miliar dolar AS untuk Olimpiade Tokyo 2020 memang harus menerima kenyataan pahit dengan tertundanya agenda kejuaraan.
Pada akhir bulan Maret lalu IOC bersama pemerintah Jepang serta pihak terkait lainnya sepakat menunda gelaran Olimpiade Tokyo yang harusnya berlangsung pada 24 Juli-9 Agustus 2020 menjadi tanggal 23 Juli-8 Agustus 2021, sebagai dampak pandemi COVID-19.
"Keputusan diambil berdasarkan tiga pertimbangan utama: melindungi kesehatan para atlet dan semua yang terlibat dalam pencegahan virus COVID-19, melindungi kepentingan atlet dan olahraga Olimpiade, serta penyesuaian kalender olahraga internasional," tulis laman resmi IOC, Senin (30/3/2020).
Meski demikian sejumlah pihak memperkirakan bahwa pertarungan melawan virus Corona kemungkinan bisa berlangsung lebih panjang.
Hingga saat ini tercatat sudah lebih dari 3 juta kasus positif COVID-19 di seluruh dunia, dengan korban jiwa mencapai lebih dari 200 ribu orang.
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Iswara N Raditya