tirto.id - Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin menghadiri pelaksanaan Tawur Kesanga Hari Raya Nyepi 2018 di Candi Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, pada Jumat (16/3/2018).
Di sela menghadiri acara tersebut, Menteri Lukman mengimbau seluruh umat beragama, termasuk umat Hindu yang pada saat ini bersiap merayakan Hari Raya Nyepi 2018, agar mengantisipasi peristiwa intoleransi.
"Setiap umat beragama wajib memperkokoh kerukunan dan mengantisipasi peristiwa intoleransi yang berpotensi memecah-belah persatuan," kata Lukman di Candi Prambanan seperti dikutip Antara.
Lukman mengatakan, sebagai bangsa dengan kultur keberagaman yang sudah lama ada, sudah menjadi kewajiban seluruh masyarakat untuk merawat dan menginternalisasikan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
"Saya juga berharap tema besar kali ini benar-benar bisa menjadi panduan, bukan hanya bersifat filosofis tetapi juga konkret," ujar dia.
Lukman juga mengajak seluruh umat Hindu untuk menjadikan Hari Raya Nyepi 2018 sebagai sumber inspirasi dalam menata perbuatan, perkataan dan pikiran. Dia berharap dengan menata tiga hal itu umat Hindu mampu menghindari sifat-sifat kebatilan.
"Upacara ini bukan hanya bermakna pengorbanan tulus ikhlas kepada semesta tetapi juga kesadaran diri. Harapan saya ke depan umat Hindu mampu meningkatkan kualitas umat Hindu mulai dari pendidikan hingga ekonomi," kata Lukman.
Menurut dia, pada saat menjalankan Nyepi, umat Hindu menemukan momentum untuk melakukan mawas diri, refleksi atas tindakan pada masa lalu dan apa yang akan dilakukan di masa datang.
Menag Lukman juga menyerukan agar, pada pelaksanaan Hari Raya Nyepi 2018, seluruh masyarakat yang tidak merayakan ibadah Nyepi bisa menghormati dan menghargai umat Hindu. Sebab, menurut dia, ibadah Nyepi membutuhkan konsentrasi tinggi.
"Begitu juga sebaliknya, umat Hindu yang menjalankan Nyepi agar menghormati yang lain," kata Lukman.
Nyepi 2018, 5000 Umat Hindu Ikuti Tawur Kesanga di Candi Prambanan
Acara Tawur Kesanga Hari Raya Nyepi 2018 di Candi Prambanan, pada hari ini, tercatat diikuti oleh sekitar 5.000 umat Hindu. Masyarakat mulai ramai mendatangi lokasi acara sejak pukul 09.00 WIB dan memadati pelataran Wisnu Mandala di Taman Wisata Candi (TWC) Prambanan.
"Tawur Agung Kesanga merupakan upacara penyucian alam semesta dan seisinya yang dilaksanakan satu hari menjelang Hari Raya Nyepi Saka 1940," kata Ketua Umum Panitia Nyepi Nasional Laksda TNI I Nyoman Gede Ariawan.
Ariawan menambahkan, untuk ritual Tawur Agung, diawali persembahan Mendak Tirtha di Candi Ratu Boko. Lalu dilanjutkan pengambilan tirtha warih (air suci) dan api abadi di Candi Ratu Boko untuk dibawa ke Candi Prambanan. "Kemudian pemimpin umat mengitari Candi Brahma, Wisnu, dan Syiwa atau disebut pradaksina di kompleks TWC Prambanan," kata dia.
Selanjutnya, air suci dibawa pemimpin upacara menuju altar utama dan melakukan doa secara bersamaan. Menurut Ariawan, air suci itu bukan hanya berasal dari sumber mata air di Jawa Tengah tetapi juga ada yang didatangkan langsung dari India.
Juru Bicara Panitia Nyepi Nasional 2018, Purwanto mencatat air itu dari 108 sumber mata air, termasuk tujuh sungai di India. "Ada tim yang berangkat ke sana (India) untuk mengambil tirta suci dari sungai Yamuna, Marmalade, Sindhu, Kameri, dan lainnya, dijadikan satu dalam cawan," kata dia.
Acara di Prambanan juga dimeriahkan penampilan 40 penari anak dari Kelompok Tari Suryo Sumirat, Pura Mangkunegaran, Surakarta. Mereka membawakan Tari Gambyong dan Tari Ramayana.
Rangkaian kegiatan Nyepi Nasional 2018 mengusung tema "Melalui Catur Brata Penyepian, Kita Tingkatkan Soliditas sebagai Perekat Keberagaman dalam Menjaga Keutuhan NKRI". Puncak Hari Raya Nyepi 2018 di Indonesia ialah Sabtu, 17 Maret 2018. Hari itu, seluruh umat Hindu di Indonesia akan melaksanakan Catur Brata Penyepian.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom