tirto.id - Ada masa di mana Getar Cinta jadi salah satu acara yang dinantikan remaja wanita. Remaja mana yang tak suka mendengar ramalan cinta, bahasan tentang tanda-tanda yang menunjukkan perasaan gebetan, cara menarik hati seseorang, dan berbagai tips penghalau kegalauan tentang asmara. Momen duduk di depan televisi pun memunculkan rasa harap-harap cemas karena menanti solusi perkara cinta yang disampaikan para pembawa acara atau yang lebih dikenal dengan nama Video Jockey (VJ).
Sesekali mereka ditemani bintang tamu yang berasal dari kalangan selebritas idola anak muda seperti Winky Wiryawan atau Angga, vokalis band Maliq D’Essentials. Bintang tamu bikin penonton makin semangat karena membuat saran cinta terdengar lebih dipercaya. Acara ditutup dengan kutipan cinta. Inilah sesi yang bisa menjadi bekal untuk bertemu gebetan di sekolah.
Kisah di atas mungkin terdengar konyol. Tetapi itulah kenyataannya. Tayangan tersebut diproduksi MTV Indonesia pada dekade 1990-an sampai awal 2000-an dan disiarkan dua kali seminggu. Tahun-tahun tersebut ialah masa keemasan MTV Indonesia. Shanty, Alex Abbad, Cathy Sharon, dan Rianty Cartwright pernah jadi pembawa program ini. Mereka adalah orang-orang yang kerap bilang “Love melulu”—tagline acara yang diucap dengan nada manja dan membuat sosok mereka tetap diingat meski umur acara tidak begitu panjang.
Masa keemasan MTV turut memunculkan keinginan sejumlah orang untuk jadi VJ. Program televisi kerap berganti, tetapi posisi VJ selalu dibutuhkan. Wajah seorang VJ bisa tampil dalam sejumlah acara. Selain membawakan program pelengkap seperti Getar Cinta, mereka pun tampil dalam acara musik yang jadi karakter MTV seperti MTV Ampuh (Ajang Musik Pribumi Dua Puluh), MTV 100 % Indonesia, dan MTV Most Wanted.
Berjumpa dan berbincang dengan sejumlah penyanyi internasional adalah momen menggiurkan bagi para VJ. Menjadi sosok populer di dunia hiburan bikin orang-orang ingin jadi pembawa acara di MTV. Sarah Sechan, Daniel Mananta, Nirina Zubir, Nadya Hutagalung, Jamie Aditya ialah beberapa nama yang jadi besar lantaran karier mereka sebagai VJ MTV.
Dalam Shanty: Bongkar Rahasia, Bagi Cerita (2011) bab "University of M TV", selebritas ini mengungkap, “Di zaman gue itu, M TV is all about the VJ’s. Alasan paling utama orang nongkrong di M TV bukan apa, tepatnya siapa. Para VJ inilah yang jadi raja dan ratu di M TV.”
Pada akhir 1990-an, Shanty ingin jadi ratu MTV. Ia mengidolakan Sarah Sechan dan bermimpi untuk bisa ada di posisi sang idola. Selebritas yang kelak dikenal sebagai penyanyi ini menjalani tiga kali audisi sampai lolos jadi VJ MTV.
Lewat buku karangan Shanty dan Ve Handojo itu, Cindy Pareira, produser MTV, berkata bahwa pada masa awal MTV Indonesia, ia sangat selektif dalam memilih VJ. “VJ adalah citra yang mewakili generasi anak muda M TV. Setelah masuk M TV kelakuan mereka pun kami pantau. Jadi jangan sampai ada kelakuan negatif yang ditiru oleh anak-anak muda,” katanya.
Perkataan Cindy kian terbukti saat MTV Indonesia meluncurkan program tahunan VJ Hunt, kompetisi pencarian Video Jockey. Tayangan tersebut menyorot program karantina para VJ mulai dari pelajaran membawa acara sampai pelatihan fisik.