Menuju konten utama

Muslim Diimbau untuk Pelajari Sejarah Agar Tak Mudah Tertipu Hoaks

Aksi yang dilakukan MCA dinilai menyalahgunakan agama untuk kepentingan kejahatan.

Muslim Diimbau untuk Pelajari Sejarah Agar Tak Mudah Tertipu Hoaks
Penyidik membawa lima tersangka kasus penyebar ujaran kebencian dan provokasi melalui media sosial yang dikenal dengan The Family Muslim Cyber Army (MCA) di Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (28/2/2018). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Ketua Bidang Pimpinan Pusat Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Ahmad Nawawi mengimbau Muslim di seluruh Indonesia untuk banyak membaca dan mempelajari ilmu lebih dalam agar tak mudah tertipu berita hoaks.

"Bagi umat Muslim dalam jangka panjang, pelajari ilmu alat lebih mendalam seperti Bahasa Arab, sejarah agama Islam, dan logika sehingga dalam beragama tidak mudah tertipu," kata Nawawi di Jakarta, Jumat (2/3/2018).

Hal itu disampaikan Nawawi terkait maraknya penyebaran berita hoaks oleh Muslim Cyber Army (MCA). Menurutnya, aksi yang dilakukan MCA juga sudah menyalahgunakan agama untuk kepentingan kejahatan melalui penyebaran hoaks secara masif dan sistematis.

"Mereka telah membungkus kejahatannya dengan agama agar orang-orang dapat terperdaya," katanya.

Menurut Nawawi, agama memang dapat digunakan untuk menyebarkan kebajikan, tetapi sebaliknya dapat digunakan untuk 'membungkus' kejahatan menjadi seolah-olah baik.

"Ini yang disebut pseudoreligius, seolah-olah agama, padahal bertentangan dengan agama. Publik yang miskin 'ilmu alat' dalam beragama sulit membedakan," kata Nawawi, seperti dikutip Antara.

Tindakan sindikat hoaks yang menyebarkan kebencian dengan isu SARA mengancam kerukunan antarumat beragama di Indonesia. "Mereka ingin kita terus membenci yang berbeda, padahal, sejak ratusan tahun lalu, rakyat nusantara mampu hidup berdampingan dengan akrab di tengah kemajemukan," kata Nawawi.

Ia mencontohkan, berkembangnya isu yang terus-menerus digaungkan sedemikian rupa untuk membuat umat Islam membenci etnis China. Kenyataannya menurut dia, budaya masyarakat Islam sangat terbuka pada kebudayaan Cina.

"Di kampung saya dulu di Banten, bila Lebaran tiba kami pesan dodol pada tetangga etnis Cina. Buatan mereka enak sehingga saat disuguhkan pada tamu sangat memuaskan," kata Nawawi.

Baca juga artikel terkait KASUS UJARAN KEBENCIAN atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Hukum
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra