Menuju konten utama

MUI DKI: Gerakan Damai Jakarta untuk Ciptakan Kondisi Kondusif

Ketua MUI DKI Jakarta mengatakan, kegiatan sarasehan ulama dan umara dilakukan untuk menciptakan kondisi yang damai serta kondusif pasca insiden pembakaran bendera di Garut.

MUI DKI: Gerakan Damai Jakarta untuk Ciptakan Kondisi Kondusif
Ilustrasi. Massa dari berbagai ormas islam melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran Patung Kuda menolak terbitnya Perppu Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas UU Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan, Jakarta, Selasa (18/7). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta KH Munahar Muchtar mengatakan, tujuan sarasehan ulama dan umara’ adalah dalam rangka menyikapi situasi dan kondisi terkini guna terciptanya Jakarta yang damai pasca pembakaran bendera di Garut.

“Kita mengharapkan kepada masyarakat, khususnya di Jakarta, agar tenang dan jangan terprovokasi, juga jangan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,” jelas dia di Jakarta, Rabu (24/10/2018). Sarasehan ini juga mendeklarasikan ‘Gerakan Jakarta Damai’ antara MUI dan ormas Islam, serta menciptakan kondisi ibukota yang kondusif.

Kemudian, ia meminta kepada kepolisian untuk menuntaskan kasus ini. “Kita serahkan kepada kepolisian. Tangkap pimpinan intelektualnya, apa memang ada cara sengaja mau adu domba kita?” ujar dia.

Isi deklarasi tersebut ialah mendukung sikap dan pernyataan MUI Pusat tentang kasus Limbangan Garut, mendukung dan mempercayakan sepenuhnya kepada aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kasus Limbangan Garut hingga ke akar permasalahannya secara transparan dan berkeadilan, serta meminta segenap elemen masyarakat untuk menahan diri dan menjaga situasi Jakarta tetap kondisi dan damai.

Bendera bertuliskan kalimat tauhid yang disinyalir milik HTI dibakar saat perayaan Hari Santri Nasional di lapangan alun-alun kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut pada Senin (22/10/2018). Pembakaran bendera itu diduga dilakukan oleh anggota Banser Nahdlatul Ulama.

Menurut Karopenmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo, kejadian itu terjadi tak lama setelah acara dimulai. Dalam acara yang diikuti oleh sekitar 4.000 orang itu, ada acara istighosah dan Maulid Nabi oleh seluruh peserta.

“Pukul 09.30 WIB kemudian telah terjadi pembakaran bendera HTI yang dilakukan oleh peserta kegiatan atau anggota Banser,” tegas Dedi kepada Tirto, Selasa (23/10/2018). Acara itu tetap berjalan dan selesai pada pukul 14.30 WIB. Video pembakaran itu lantas menjadi viral.

Baca juga artikel terkait PEMBAKARAN BENDERA TAUHID atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Yandri Daniel Damaledo