Menuju konten utama

MTI Sebut Mudik Gratis Perlu Dievaluasi

Mudik gratis Lebaran 2019 perlu dievaluasi menurut Masyarakat Transportasi Indonesia.

MTI Sebut Mudik Gratis Perlu Dievaluasi
Ilustrasi mudik Lebaran 2019. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra

tirto.id - Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno menilai mudik gratis yang diselenggarakan pada lebaran 2019 ini perlu dievaluasi.

Menurutnya, para pemudik yang menggunakan program ini kurang mendapat perhatian yang cukup baik saat akan diberangkatkan dari area terbuka yang menjadi titik kumpulnya.

“Mudik gratis dengan bus harus dievaluasi lagi. Selama ini pemberangkatan dari lapangan terbuka dengan upacara resmi,” ucap Djoko saat dihubungi reporter Tirto pada Rabu (5/6/2019).

"Memang untuk sekali pemberangkatan bisa memberangkatkan puluhan bus. Akan tetapi sebenarnya masih meninggalkan sejumlah persoalan, seperti pemudik menunggu lama setidaknya dua jam, tidak ada ruang tunggu peneduh."

Djoko mengatakan penyelenggaraan mudik gratis ini seharusnya dapat memanfaatkan terminal bus yang sudah ada. Menurutnya, terminal seperti Pulo Gebang memiliki kapasitas yang luas untuk menampung banyaknya bus yang ingin diberangkatkan oleh instansi mana pun.

Disamping Pulo Gebang pun, Djoko mengatakan masih ada 10 terminal lainnya yang tersebar di Jabodetabek untuk dapat dimanfaatkan pada mudik tahun depan.

Belum lagi kata Djoko, bila mengandalkan terminal, maka pemudik dapat menunggu di ruang tertutup tanpa harus menyediakan sejenis tenda. Kalau pun membutuhkan toilet katanya, dapat menggunakan yang lebih layak.

Selain itu, Djoko mengatakan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek dapat turun mengambil peran dalam urusan ini. Pasalnya, saat ini pertumbuhan transportasi darat antar kota via angkutan umum juga sedang bertumbuh.

“Lebih baik di tahun mendatang keberangkatan di terminal saja. Yang jelas akan lebih hemat dan mudah,” ucap Djoko.

Baca juga artikel terkait MUDIK 2019 atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Yantina Debora