Menuju konten utama

Moody's Pangkas Peringkat Utang Jasa Marga, WIKA dan Pelindo II

Moody’s Investors Service resmi memangkas peringkat utang tiga BUMN yakni PT Jasa Marga, PT WIKA, dan PT Pelindo II karena sikap pemerintah yang semakin selektif di tengah posisi fiskal saat ini.

Moody's Pangkas Peringkat Utang Jasa Marga, WIKA dan Pelindo II
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Bongkar Muat Tanjung Priok milik Pelindo II, Jakarta, Kamis (28/11/2019). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.

tirto.id - Moody’s Investors Service resmi memangkas peringkat utang tiga BUMN yang terdiri dari PT Jasa Marga, PT WIKA, dan PT Pelindo II. Dari ketiganya, Moody’s menarik satu benang merah bahwa lembaga itu semakin ragu atas dukungan pemerintah pada perusahaan pelat merah di tengah pandemi Corona atau COVID-19 yang memukul pendapatan dan operasional perseroan.

“Penurunan rating ini mempertimbangkan sikap pemerintah yang semakin selektif dalam mendukung BUMN di tengah posisi fiskal saat ini,” ucap Moody's Senior Vice President Ray Tay dalam keterangan tertulis, Selasa (23/6/2020).

Pernyataan Ray ini tertulis dalam analisa Moody’s untuk Jasa Marga. Menariknya kalimat “selektif” ini juga muncul pada analisa untuk Pelindo II, demikian juga Pelindo III. Pada laporan WIKA, Moody’s tak menyebut eksplisit tetapi mereka tetap menyoroti dukungan pemerintah yang berada terbatas di level moderat.

Secara terperinci, peringkat utang Jasa Marga turun dari Baa2 menjadi Baa3. Moody’s menyatakan outlook PT Jasa Marga tetap berada di level negatif sejalan dengan peringkat utang sebelumnya.

Moody’s menyatakan turunnya peringkat ini disebabkan karena anjloknya trafik angkutan darat sebagai imbas COVID-19 yang memaksa mobilitas masyarakat dibatasi, termasuk di dalam kendaraan.

Beban Jasa Marga semakin berat berhubung rencana kenaikan tarif tol tertunda sehingga semakin menurunkan pendapatan perusahaan. Moody’s juga menyoroti utang jatuh tempo Jasa Marga pada 11 Desember 2020.

Pada PT WIKA, Moody’s memasang peringkat Ba3, turun dari posisi sebelumnya Ba2. Outlook PT WIKA juga diubah dari semula positif menjadi negatif.

Beberapa faktor yang mempengaruhi terkait potensi penundaan proyek infrastruktur akibat terhambatnya pekerjaan konstruksi sebagai konsekuensi social distancing dan pembatasan di sejumlah wilayah. Daftar proyek yang akan direalisasi atau order book juga tercatat turun per Maret 2020.

Moody’s juga mengkhawatirkan gentingnya kebutuhan WIKA untuk refinancing utang senilai Rp5,6 triliun dalam 6 bulan ke depan termasuk Komodo Bond yang jatuh tempo Januari 2021.

Meski demikian, Moody’s melihat WIKA memiliki peluang. Sebab proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dan tol Balikpapan-Samarinda tetap berlanjut dan kontribusinya sekitar 27% dari total order book PT WIKA per Maret 2020.

Terakhir, Moody’s mencatat baik PT Pelindo II dan III terdampak signifikan dari anjloknya aktivitas pelabuhan sebagai imbas turunnya volume perdagangan terutama kargo. Moody’s mencontohkan 85% pendapatan Pelindo III berasal dari kargo dan lalu lintas kapal.

Untungnya, Moody’s masih optimistis, likuiditas keduanya dianggap cukup membayar utang, belanja modal, dan dividen hingga 12 bulan berikutnya. Meski demikian Moody’s tetap memangkas peringkat keduanya.

Pelindo II turun dari Baa2 ke Baa3. Pelindo III lebih beruntung lantaran peringkatnya dipertahankan di Baa3 alias tidak turun lebih jauh. Keduanya juga mendapat outlook stabil.

Baca juga artikel terkait UTANG BUMN atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri