Menuju konten utama

Moeldoko: Pemerintah Tidak Boleh Lambat Tangani Terorisme

"Kita tidak boleh menangani situasi ini lambat-lambat," ujar Moeldoko.

Moeldoko: Pemerintah Tidak Boleh Lambat Tangani Terorisme
Sejumlah sepeda motor terbakar sesaat setelah terjadi ledakan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018). ANTARA FOTO/HO/HUMAS PEMKOT-Andy Pinaria/MA

tirto.id - Pemerintah berjanji segera menangani sejumlah aksi terorisme yang berlangsung dalam sepekan terakhir. Salah satu langkah yang telah diambil Presiden Joko Widodo ialah dengan memerintahkan Polri dan TNI untuk berkolaborasi dalam memberantas terorisme.

“Kita tidak boleh menangani situasi ini lambat-lambat. Instrumen perundang-undangannya segera dibereskan agar teman-teman di lapangan bisa memberikan tekanan-tekanan yang semakin kuat,” kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Menara 165, Jakarta pada Senin (14/5/2018).

Lebih lanjut, Moeldoko meminta agar masyarakat hingga para pelaku usaha tetap tenang serta menyerahkan penanganan teror kepada aparat keamanan. Moeldoko pun menjamin situasi di Indonesia ke depannya bakal membaik seiring dengan berbagai langkah yang diupayakan pemerintah.

Keinginan agar dapat menangani aksi terorisme itu secara cepat menyangkut sejumlah perhelatan akbar yang bakal digelar pada tahun ini di Indonesia, seperti Asian Games 2018, Pertemuan Tahunan IMF-World Bank, hingga Pilkada.

Kendati tidak berkomentar banyak, namun Moeldoko mengindikasikan bahwa rencana penyelenggaraan acara tidak terganggu dengan isu terorisme ini.

“Saya pikir yang paling penting adalah bagaimana mengatasi situasi. Pemerintah sudah jelas, bagaimana perintah yang disampaikan Kapolri dan TNI bisa dijalankan dengan baik di lapangan sehingga memberi rasa aman dan nyaman,” jelas Moeldoko.

Masih dalam kesempatan yang sama, Moeldoko mengklaim pemerintah sudah mengantisipasi terjadinya aksi susulan. Salah satunya seperti yang terjadi di Polrestabes Surabaya, Senin pagi.

Adanya ledakan di pos penjagaan Polrestabes Surabaya tersebut menyusul dua aksi sebelumnya, yakni di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/5/2018) pagi serta di rusunawa Wonocolo, Sidoarjo malam harinya.

Moeldoko menampik apabila peristiwa pengeboman di Polrestabes Surabaya itu sebagai bentuk kecolongan. Menurut Moeldoko, pemerintah dan aparat keamanan sudah dalam kondisi waspada dengan situasi saat ini.

“Langkah preventif jadi tidak bisa berjalan dengan baik karena modus yang mereka jalankan. Seolah-olah kami tidak siaga, padahal tidak. Kami sudah mewaspadai,” ungkap Moeldoko.

Baca juga artikel terkait UU TERORISME atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yantina Debora