tirto.id - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko kembali mengklaim Istana tidak terlibat dalam dugaan kasus korupsi Jiwasraya. Ia menegaskan, Hary Prasetyo pernah bekerja di Kantor Staf Kepresidenan, tetapi dirinya maupun Istana tidak terlibat soal Jiwasraya.
"Saya ulangin lagi ya sama sekali nggak ada hubungannya sama Moeldoko, nggak ada hubungannya sama KSP apalagi sama Istana. Jauh, jauh sekali. Benar-benar jauh nggak ada tetapi bahwasanya si Pak Hari itu pernah di KSP, iya," kata Moeldoko di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (24/1/2020).
Anggota Komisi III dari Fraksi Demokrat Benny K Harman sebelumnya menyinggung Kantor Staf Kepresidenan (KSP) dalam rapat Komisi III tentang dugaan korupsi Jiwasraya. Ia mempersoalkan salah satu tersangka kasus korupsi Jiwasraya, Hary Prasetyo bisa diterima di KSP sebagai tenaga ahli.
"Hary Prasetyo pernah di KSP dua tahun, atau lima tahun, atau setahun. Dan menjadi tenaga ahli utama di sana, mustinya dipanggil, siapa yang bawa dia ke sana. Kan gitu, Pak," sebut Benny.
Moeldoko mengaku heran Hary bisa masuk dalam KSP. Ia masih mencari jawaban mantan petinggi Jiwasraya itu bisa masuk KSP. Namun, ia mengatakan, "Mungkin di situlah kita ada keteledoran tim SDM kita untuk mendalami tapi persoalannya kan kita nggak ngerti siapa background dia sesungguhnya".
Moeldoko memastikan dirinya tidak menerima sesuatu dari Hary selama aktif di KSP. Ia justru meminta publik meNunggu proses hukum karena lembaga pemerintah sedang menelusuri aliran dana tersebut.
"Nanti bisa dilihat apakah pernah sih itu harinya setor ke gue? Kan ada PPAT (PPATK) nanti di BAP akan menyampaikan dengan jelas," kata Moeldoko.
Oleh sebab itu, Moeldoko memastikan tidak ada keterlibatan KSP dalam kasus Jiwasraya. Ia meminta pihak-pihak tertentu tidak memanfaatkan kasus Jiwasraya untuk kepentingan politis karena kasus masih berjalan.
"Nggak ada hubungan sama KSP enggak ada. Sekali lagi enggak ada. Jangan mengaitkan sesuatu yang membangun persepsi membangun halusinasi. Ini 2024 masih jauh jangan terus nembak yang nggak-nggak," kata Moeldoko.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri