Menuju konten utama

Metaverse Artinya Apa: Bisakah untuk Haji dan Adakah di Indonesia?

Metaverse adalah gabungan teknologi baru, seperti apa wujudnya?

Metaverse Artinya Apa: Bisakah untuk Haji dan Adakah di Indonesia?
Ilustrasi Metaverse. foto/IStockphoto

tirto.id - Metaverse adalah teknologi baru yang sedang banyak diperbincangkan belakangan ini. Microsoft mengatakan akan membeli ActivisionBlizzard seharga $69 miliar. Mereka menjelaskan, kesepakatan itu adalah bagian dari ekspansi ke metaverse.

Tahun lalu, Facebook mengubah namanya menjadi Meta, sebuah ambisi untuk menjadi penggerak utama metaverse. Rec Room dan game pembangunan dunia, seperti Roblox dan Minecraft, semuanya terlibat dalam diskusi tentang apa itu metaverse.

Metaverse bukanlah ide baru. Istilah tersebut sudah beredar selama puluhan tahun. Sebelum ada metaverse, kita mengenal realitas virtual (virtual reality), augmented reality, dan komputasi 3D, konsep teknologi terdahulu yang mengawali metaverse.

Selain Microsoft dan Meta, Qualcomm, Nvidia, Valve, Epic, HTC, dan Apple semuanya memimpikan cara baru untuk terhubung secara online, melalui metaverse. Belum jelas apakah proyek-proyek ini akan berdiri sendiri atau saling berhubungan.

Apa Itu Metaverse?

Menurut USA Today, metaverse adalah kombinasi dari beberapa elemen teknologi, termasuk virtual reality, augmented reality dan video di mana pengguna "hidup" dalam dunia digital.

Penggagas metaverse membayangkan penggunanya bekerja, bermain, dan tetap terhubung dengan teman-teman melalui segala hal mulai dari konser dan konferensi hingga perjalanan virtual keliling dunia.

CNet mewartakan, metaverse adalah sebuah evolusi internet, sering digambarkan sebagai ruang online di mana orang dapat bersosialisasi, bekerja, dan bermain sebagai avatar. Ruang-ruang itu digunakan bersama dan selalu tersedia; mereka tidak hilang setelah Anda selesai menggunakannya.

Deskripsinya sangat luas sehingga banyak orang mengatakan bahwa metaverse sudah ada di dunia digital Roblox, Minecraft, dan Fortnite, yang memungkinkan pemain berkumpul di lingkungan 2D.

Metaverse dibayangkan sebagai perkembangan dunia virtual 3D, yang mungkin Anda masuki sambil mengenakan headset atau kacamata AR. Metaverse akan menjadi dunia virtual yang paralel dengan kehidupan kita.

Lingkungan digital, taman, dan klub akan bermunculan, mungkin di satu dunia virtual. Bahkan orang bisa membeli tanah atau bangunan secara virutal. Para kritikus skeptis metaverse akan menjadi semua yang dibayangkan penggagas.

Banyak yang menunjuk ke headset rumit yang akan dibutuhkan untuk mengakses bagian paling menarik dari metaverse. Mereka berpendapat bahwa Big Tech belum menemukan cara untuk mengekang ujaran kebencian, informasi yang salah, dan intimidasi yang sudah ada di dunia maya.

Menangani masalah-masalah itu di lingkungan yang bahkan lebih bebas akan menjadi sesuatu yang menakutkan, kata mereka.

Metaverse untuk Ibadah Haji

Belakangan ini muncul berita soal Arab Saudi yang telah membuat program metaverse untuk memungkinkan pengguna mengunjungi Hajar al-Aswad di Ka'bah secara virtual.

Muslim sekarang dapat mengalami ziarah ke tempat suci ini di metaverse berkat proyek teknologi yang disebut “Virtual Hacerülesved.”

Dilansir TechBriefly, proyek yang diluncurkan bulan lalu oleh Abdurrahman Sudeysi, Imam Besar Ka'bah, merupakan upaya kolaborasi antara Universitas Umm al-Qura dan Administrasi Urusan Pameran dan Museum.

Menurut Sudeysi, ada banyak peninggalan sejarah dan Islam di masjid-masjid Mekah, yang harus didigitalkan untuk kepentingan semua orang.

Inisiatif ini juga mencakup simulasi realitas virtual dari situs ziarah paling terkemuka di Mekah yang dapat dikunjungi orang dari rumah mereka menggunakan kacamata realitas virtual. Disebutkan bahwa pengalaman itu tidak hanya menarik indra penglihatan dan pendengaran, tetapi juga sentuhan dan penciuman.

Baca juga artikel terkait METAVERSE atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Teknologi
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Addi M Idhom