Menuju konten utama

Mentan Akui Produksi Padi Anjlok Akibat Stok Pupuk Subsidi Turun

Mentan Andi mengakui produksi padi yang berkurang disebabkan karena alokasi volume pupuk bersubsidi yang berkurang 4,7 juta ton.

Mentan Akui Produksi Padi Anjlok Akibat Stok Pupuk Subsidi Turun
Amran Sulaiman. tirto.id/Faesal Mubarok

tirto.id - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mencatat luas tanam padi di Indonesia menyusut 26,2 persen, atau 1,9 juta hektare pada periode Oktober 2023 hingga Februari 2024. Hal ini berdasarkan laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS). Seiring dengan penurunan luas tanam, produksi padi juga mengalami penurunan.

Mentan Andi mengakui, produksi padi yang berkurang juga disebabkan karena alokasi volume pupuk bersubsidi yang berkurang 4,7 juta ton pada periode yang sama. Angka tersebut setara penurunan 50 persen dari alokasi volume pupuk bersubsidi yang disalurkan.

"Kementerian Pertanian telah mengidentifikasi beberapa penyebab tidak optimalnya produksi padi yaitu volume pupuk bersubsidi berkurang 4,7 juta ton atau 50 persen dari alokasi tahun sebelumnya. Tidak semua petani mendapatkan akses alokasi pupuk,” kata Amran dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPI RI, Jakarta, Rabu (13/3/2024).

Penurunan luas tanam, menurut Amran, sangat berpegaruh pada luas panen yang juga berdampak pada penurunan produksi padi yang dihasilkan.

Selain itu, Kementerian Pertanian memetakan masalah dalam produksi padi yang merosot. Pertama, volume pupuk berkurang 50 persen, dari 9,55 juta ton menjadi 4,7 juta ton. Kedua, 20 persen petani tidak bisa menggunakan kartu tani.

Ketiga, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) mencatat 30 juta orang tidak boleh menerima pupuk, dan adanya disrupsi climate change seperti pengaruh El Nino menyebabkan produksi turun 30 persen.

Untuk itu, Mentan Amran memberikan solukasi bahwa pertama, mengembalikan alokasi pupuk bersubsidi menjadi 9,55 juta ton dan dipermudah dengan menggunakan akses melalui kartu tanda penduduk (KTP). Kedua, pompanisasi air sungai untuk lahan sawah tadah hujan, dan dengan mengoptimalisasi lahan-lahan rawa.

“Kondisi ini merupakan darurat pangan yang harus segera dicarikan solusi,” ucap dia.

Sebelumnya, BPS membukukan produksi beras nasional pada 2023 mencapai 31,10 juta ton, atau menurun sebesar 440 ribu ton atau 1,39 persen dibandingkan dengan 2022 yang mencapai sebesar 31,54 juta ton.

"Penurunan produksi beras merupakan konsekuensi dari penurunan luas panen padi dan produksi padi yang terdampak El Nino," ucap Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah dalam pemaparan Berita Resmi Statistik di Jakarta, Jumat (1/3/2024).

Dia menjelaskan jumlah produksi beras pada periode Januari hingga April 2023 mencapai 12,98 juta ton. Namun, prediksi BPS untuk produksi beras Januari hingga April 2024 akan menyusut, atau hanya sebesar 10,71 juta ton, turun 17,52 persen.

Baca juga artikel terkait PUPUK SUBSIDI atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Anggun P Situmorang