Menuju konten utama

Menkop Teten Targetkan Ada 50 Wirausaha Disabilitas pada 2023

Teten Masduki menyerahkan surat keputusan atas pendirian koperasi disabilitas pertama yang ada di Indonesia.

Menkop Teten Targetkan Ada 50 Wirausaha Disabilitas pada 2023
Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/9/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.

tirto.id - Kementerian Koperasi dan UKM Teten Masduki telah menyerahkan surat keputusan (SK) atas pendirian sebuah Koperasi Pemasaran Tangguh Berdikari Indonesia, yaitu koperasi disabilitas pertama yang ada di Indonesia.

Pemberian tersebut diberikan pada saat puncak acara pameran karya tanpa batas. Hal tersebut juga merangkap serangkaian peringatan hari disabilitas nasional.

Teten menjelaskan, bahwa pemberian SK Koperasi Pemasaran Tangguh Berdikari Indonesia dan SK Inkubator Wirausaha Disabilitas Indonesia adalah sebuah langkah penting. Hal ini juga merupakan dukungan KemenkopUKM dalam memfasilitasi sarana pendukung bagi penyandang disabilitas agar terlibat dalam perekonomian.

“Dengan berdirinya koperasi dan Lembaga inkubasi ini, kami menargetkan agar tahun depan dapat berdiri 50 perusahaan atau wirausaha baru dari penyandang disabilitas, yang bisa kompetitif dan memiliki sustainability,” ungkap Teten Masduki dikutip Antara, Jakarta, Selasa (20/12/2022).

Teten menyebutkan, bahwa ia juga memiliki rencana untuk bekerja sama dengan Kemendikbudristek dalam hal untuk merevitalisasi fungsi dari Sekolah Luar Biasa (SLB).

Dengan harapan SLB kedepannya mampu menjadi inkubator-inkubator kecil untuk membangun kewirausahaan siswa-siswa SLB. Keterampilan yang didapatkan siswa SLB dapat menjadi sebuah modal dasar mereka dalam membangun kewirausahaannya.

Selain itu, menurut Teten, wirausaha penyandang disabilitas melalui koperasi dapat juga diberdayakan pendanaannya melalui Lembaga Penyaluran Dana Bergulir (LPDB) yang dimiliki oleh KemenkopUKM maupun dukungan dari pendanaan sektor perbankan dalam mengembangkan usahanya.

“Saya yakin, sistem pendukung inilah yang diperlukan oleh penyandang disabilitas agar mereka mampu untuk meningkatkan partisipasinya dalam perekonomian,” ujar Teten.

Mewakili OASE – KIM, Suzana Teten Masduki, menjelaskan acara Ajang Karya Tanpa Batas diharapkan dapat menjadi sebuah acara tahunan pada Desember dan juga tidak hanya sekedar untuk merayakan hari disabilitas nasional.

“Ajang tersebut diharapkan dapat untuk mendorong dan terus memantau peningkatan partisipasi kaum disabilitas di Indonesia serta untuk menunjukan pada penyandang disabilitas bahwa negara ada Bersama mereka,” jelas Suzana.

Ketua Umum Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia Myra Winarko mengatakan dalam pembangunan dan kemajuan sebuah negara, tidak boleh adanya kelompok masyarakat yang tertinggal, khususnya mereka yang selama ini mempunyai sebuah keterbatasan terhadap akses ekonomi, penyandang disabilitas dan perempuan – perempuan yang hidup menangggung disabilitas.

“Kami percaya, gerakan ini akan membuat masyarakat lebih emansipatif. Selanjutnya, kami juga percaya apabila kaum disabilitas bukanlah pekerjaan yang sederhana, dan tidak bisa sepenuhnya diserahkan oleh pemerintah. Maka dari itu, sejak awal Gerakan kami selalu melibatkan berbagai perusahaan yang kontributif dan memiliki pandangan yang sama dengan kami atau mendorong public private partnership,” jelas Myra.

Dikutip dari data SUSENAS 2020, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia berjumlah 28,05 juta orang, dan 22% diantaranya berada pada kelompok umur yang produktif. Walaupun akses dan keterjangkauan pendidikan untuk penyandang disabilitas makin meningkat, namun hingga tahun 2020, baru 72% penyandang disabilitas bekerja di sektor informal.

Baca juga artikel terkait UKM atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Anggun P Situmorang