tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengklaim Indonesia tak akan mengalami gelombang kedua lonjakan kasus COVID-19.
Luhut yakin penanganan COVID-19 di Indonesia sudah cukup baik sehingga dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya gelombang kedua atau yang dikenal second wave.
“Kemudian kedua testing yang kemarin di Bali. Bali enggak terjadi apa-apa saya optimis, kita tidak ada second wave,” ucap Luhut dalam rapat kerja dan konsultasi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Kamis (13/8/2020).
Luhut bilang kalau pun terjadi lonjakan kasus atau outbreak, ia yakin Indonesia juga sudah siap. Ia mencontohkan kapasitas rumah sakit darurat di Wisma Atlet, Jakarta masih ada beberapa ribu lagi untuk menerima pasien.
Sementara itu, obat-obatan per Agustus 2020 ini menurutnya juga lebih siap dibandingkan awal Indonesia menghadapi COVID-19 di Maret-April 2020. Terakhir ia juga menambahkan ada ketersediaan pasokan Alat Pelindung Diri (APD), masker, dan obat-obatan. Bahkan sekarang penanganan COVID-19 juga didukung obat herbal yang semakin banyak bermunculan.
“Saya tidak terlalu khawatir di situ. Memang kalau orang bawa normal-normal bandingkan dengan Singapura enggak adil juga dia hanya 7 juta penduduk,” ucap Luhut.
Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono pernah mengingatkan kalau Indonesia masih harus tetap waspada menghadapi pandemi COVID-19. Pandu mengatakan saat ini Indonesia bahkan belum selesai menghadapi gelombang pertama karena penambahan kasus baru di periode awal tak kunjung turun.
“Gelombang pertama saja belum terbentuk belum kelihatan puncaknya, sudah mau bicara gelombang kedua. Pikirkan dulu gelombang pertama ini,” kata Pandu kepada Tirto, Kamis (30/7/2020).
Ternyata tidak hanya di Indonesia. Dikutip dari Majalah Economist dalam edisi 2 Juli 2020, dunia bahkan belum selesai menghadapi gelombang pertama. Istilah gelombang kedua pun agaknya kurang tepat meski berbagai negara mengklaim telah menghadapi gelombang kedua yaitu lonjakan kasus usai mengalami penurunan secara signifikan selama beberapa waktu.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Reja Hidayat