tirto.id - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan gelombang kedua infeksi pandemi Corona atau COVID-19 hampir pasti terjadi.
Munculnya gelombang kedua Corona ini juga diyakini bisa langsung terlihat selepas Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilonggarkan.
“Gelombang kedua kemungkinan besar itu akan terjadi. Probability kejadian itu cukup tinggi,” ucap Staf Khusus Menko Perekonomian Reza Yamora Siregar dalam diskusi virtual, Rabu (10/6/2020).
Reza mencontohkan pandemi seperti Spanish Flu atau wabah Flu Spanyol berlangsung selama 1918-1920. Saat wabah Flu Spanyol menyebar seluruh dunia terjadi penularan dalam dua gelombang hingga tiga gelombang.
Pemerintah Indonesia, kata Reza, akan berupaya mengantisipasi kehadiran gelombang kedua ini. Caranya dengan menyiapkan fasilitas kesehatan dan protokol yang harus diikuti dunia usaha.
Antisipasi ini, menurutnya, penting karena pemerintah tidak bisa sembarang membuka-tutup arus ekonomi sekalipun terjadi gelombang kedua. Hal itu nantinya bakal berpengaruh pada kepercayaan diri pasar di Indonesia.
“Dengan adanya kemungkinan gelombang kedua, kita main tutup-buka seenaknya itu tidak bisa. Sektor ekonomi gak bisa tutup buka. Gimana kita convince [meyakinkan] pasar kalau itu kemungkinan tutup lagi. Antisipasi gelombang kedua itu jelas ada,” ucap Reza.
Kendati demikian, Reza masih berharap akan lebih baik jika tidak terjadi sama sekali gelombang kedua. Nantinya seberapa besar gelombang kedua ini bisa dilihat satu minggu sampai dua minggu ke depan usai pelonggaran.
Ia mencontohkan Singapura dan Korea Selatan sama-sama mencatatkan adanya gelombang kedua usai membuka aktivitas kembali selama satu pekan hingga dua pekan. Berbekal data pemantauan COVID-19 harian, ia memastikan pemerintah akan berupaya mengantisipasinya.
“Ini antisipasi yang sudah harus jaga-jaga. Mudah-mudahan besarnya gelombang kedua bisa tetap dalam pengawasan kita. Itu paling penting,” ucap Reza.
Pemerintah Indonesia telah menyosialisasikan pentingnya new normal atau kelaziman baru menghadapi wabah Corona. Di antaranya melalui relaksasi PSBB seperti terjadi di DKI Jakarta yang memasuki tahapan transisi new normal.
Per 10 Juni 2020, telah ada 34.316 kasus terkonfirmasi sejak kali pertama diumumkan pada 2 Maret. Di antaranya ada 12.129 kasus sembuh dan 1.959 kasus meninggal.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali