tirto.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berharap sekitar 1,5 juta suntikan vaksin COVID-19 per hari bisa diberikan kepada masyarakat pada semester kedua tahun ini. Angka tersebut harus dipenuhi jika target program vaksinasi hendak dicapai.
"[Sebanyak] 75 persen tersedia vaksin mulai bulan Juli. 181,5 juta orang, 363 juta dosis (vaksin) dibagi 365 hari itu satu juta sehari kalau vaksinnya rata tersedia. Vaksinnya ini tersedianya di semester kedua yang banyak. Akibatnya, kepepet kita di semester kedua. Hitung-hitungan saya harus 1,5 juta suntik per hari," kata Menkes dalam konferensi pers virtual, Sabtu (13/3/2021), mengutip Antara.
Kecepatan vaksinasi Indonesia terhitung lambat. Jumlah penerima dosis pertama hingga Jumat lalu baru 3.769.174 dari target 181 juta--hitung-hitungan yang disyaratkan untuk mencapai kekebalan komunitas. Sementara total penerima suntikan vaksin kedua sebanyak 1.339.362.
Jumlah penambahan harian dosis pertama kemarin adalah 73.115, sementara dosis kedua 43.747, atau dengan kata lain masih jauh dari target Menkes Budi untuk semester dua nanti 1,5 juta per hari.
Budi meminta masyarakat bersabar menunggu giliran mengingat keterbatasan vaksin saat ini. Sejauh ini yang diprioritaskan adalah tenaga kesehatan dan lansia yang rentan terkena virus, meski banyak juga kelompok masyarakat lain yang meminta didahulukan.
Di luar itu vaksinasi juga telah menyasar pemuka agama, wartawan, para kepala daerah, influencer, dan anggota dewan.
Dia mengingatkan, kekebalan bisa optimal pada 28 hari setelah suntikan kedua. Namun ini tak berarti seseorang menjadi kebal terhadap penyakit. Oleh karena itu Budi berpesan pada mereka yang sudah divaksin untuk tetap menjalankan protokol kesehatan, yakni mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Sejauh ini pemerintah masih mengandalkan Vaksin Sinovac asal Cina. Vaksin lain yang akan digunakan adalah AstraZeneca yang baru saja masuk. Selain itu di dalam negeri juga beberapa pihak mengembangkan vaksin seperti Vaksin Nusantara yang kontroversial.