Menuju konten utama

Menguji Layanan Hotline Kemenkes RI terkait Wabah Virus Corona

Kinerja layanan hotline terkait virus Corona yang disiapkan Kemenkes RI masih menyisakan catatan, apalagi nomor itu hanya bisa diakses melalui telepon.

Menguji Layanan Hotline Kemenkes RI terkait Wabah Virus Corona
Ilustrasi virus Korona. foto/istockphoto

tirto.id - Virus corona atau COVID-19 masih terus mewabah di sejumlah negara. Korban meninggal akibat wabah ini hingga Jumat (28/2/2020) pukul 12.30 WIB mencapai 2.858 orang.

Komisi Kesehatan Nasional Cina melaporkan pada Kamis, setidaknya ada 44 kematian baru dari infeksi COVID-19, menjadikan jumlah kematian di negara itu 2.788 orang.

Jumlah kasus infeksi virus Corona tercatat melonjak tajam dalam beberapa hari terakhir di sejumlah negara selain Cina, terutama Korea Selatan dan Italia. Penyebaran virus Corona juga telah merambah banyak negara yang sebelumnya belum terjangkau wabah ini.

Kasus-kasus baru kembali ditemukan pada pekan ini di beberapa negara Timur Tengah, yakni Iran, Bahrain, Kuwait, Iraq dan lainnya. Negara-negara Eropa kini juga berjibaku untuk mengadang wabah ini. Italia sudah mendeteksi 453 kasus infeksi virus corona, atau terbanyak di benua biru. Sedangkan di Spanyol, Jerman, Inggris, Prancis, ada belasan kasus.

Sementara Indonesia mengklaim hingga kini masih belum ada kasus yang menghebohkan sejumlah negara dunia itu. Namun pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah membuka hotline di nomor 021-5210411 dan 081212123119 terkait virus ini.

Tujuannya ialah menjadi sumber informasi masyarakat sekaligus untuk menangkal berbagai informasi bohong yang tersebar terkait penyakit tersebut.

Akan tetapi, kinerja layanan ini pun masih menuai catatan. Misalnya akun Twitter @lantip yang mencoba menghubungi nomor 081212123119 via WhatsApp.

Dia bertanya soal prosedur deteksi virus Corona dan laboratorium yang bisa menangani itu. Namun jawaban atas pertanyaan yang ia kirim pukul 18.29 baru direspons pada pukul 10.12 WIB untuk menanyakan identitas.

Akhirnyaaa setelah mengulang pertanyaan, dapat response. Tapi terus hang, mungkin connection reset by peer. Ya wis, besok tak tanya lagi. Jangan bosan nggih pak, buk," demikian twit @Lantip pada 27 Februari 2020.

Kepada reporter Tirto, dia mengaku, operator hotline membalas pesannya lagi 20 menit berselang setelah respons itu. Pada kesempatan itu, operator memberi penjelasan yang dia minta.

Pengalaman serupa dialami pemilik akun Twitter @Raviopatra. Ia bercerita pernah menelepon layanan hotline virus Corona karena mengalami gejala-gejala terjangkit virus tersebut, seperti demam, batuk, dan sesak.

Rencananya Ravio hendak menanyakan rumah sakit untuk melakukan tes. Namun bukannya rekomendasi rumah sakit yang didapat, operator hotline justru memberi diagnosis “itu demam biasa.”

Padahal literally gue telepon hotline cuma buat nanya rekomendasi, enggak minta bantuan apapun. Akhirnya ya sudah gue ke pulmonologis & internis di [Rumah sakit] Carolus, ternyata GERD kambuh dan kebetulan disertai demam. Tapi ngeselin banget nanya rekomendasi RS malah dapat diagnosis instan via telpon," tulis Ravio.

Saya pun ikut mencoba menghubungi hotline virus Corona tersebut. Sekitar pukul 09.00 WIB pada Jumat (28/2/2020), saya menghubungi nomor 081212123119 via Whatsapp. Saya menanyakan lokasi rumah sakit yang bisa didatangi jika ada keluarga atau orang terdekat yang menunjukkan gejala-gejala Corona.

Namun hasilnya nihil tidak ada jawaban sama sekali. Saya pun mengirim pertanyaan yang sama pukul 10.30 WIB, dan sampai artikel ini rilis belum mendapat jawaban.

Akhirnya saya menelepon nomor 021-5210411 dan langsung tersambung di percobaan pertama. Di awal, operator menanyakan nama, alamat rumah, dan nomor telepon, baru bisa mengajukan pertanyaan.

“Apa di Tangsel atau Jabodetabek itu ada rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang bisa didatangi jika kita merasa ada orang terdekat yang mengalami gejala virus tersebut?" tanya saya.

"Sebenarnya bapak bisa ke faskes terdekat karena gejalanya, kan, mirip influenza. Tapi kalau bapak mau lebih komprehensif dan detail, bapak bisa ke rumah sakit terdekat" kata operator menjawab pertanyaan saya.

Setelah percakapan itu, saya curiga bahwa layanan hotline ini hanya bisa diakses lewat telepon, akhirnya saya mencoba menelepon nomor 081212123119. Saya menelepon pukul 12.51 WIB, tapi tak ada jawaban, baru di percobaan kedua sekitar pukul 13.13 WIB telepon saya dijawab.

Pada kesempatan ini, saya menanyakan pertanyaan yang sama. Responsnya pun senada. Ia menyarankan saya mendatangi rumah sakit umum.

"Tapi apa setiap rumah sakit punya fasilitas untuk mendeteksi virus ini? Kan katanya gejalanya mirip dengan influenze atau pneumonia?" tanya saya.

"Kalau di rumah sakit memang tidak ada mas. Tapi untuk pemeriksaan awal kita harus lihat dulu indikasinya, dia melakukan perjalanan luar negeri ke negara terjangkit. Kedua, yang pasti kalau dia melakukan perjalanan luar negeri di bandara itu ada termal scanner, setelah itu baru di dikasih kartu health allert card. Dari situ nanti kalau dia mengalami gejala selama 14 hari itu dia bisa langsung datang ke rumah sakit yang direkomendasikan di Jakarta," kata dia.

Adapun, rumah sakit di Jakarta yang bisa jadi rujukan untuk deteksi Corona antara lain RSPI Dr. Sulianti Saroso, RS Umum Pusat Persahabatan, dan RSPAD Gatot Soebroto.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Anung Sugihantono menyebut layanan hotline dijaga oleh empat orang selama 24 jam. Namun ia mengakui kadang terjadi masalah teknis pada pesawat telepon.

"Saya cek ada masalah dengan teknis pesawat telepon, kadang-kadang pesawat diangkat dan tidak terdengar suara. Saran, untuk mengalihkan telepon ke nomor ponsel," kata Anung.

Baca juga artikel terkait WABAH VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Mohammad Bernie

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Mohammad Bernie
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Abdul Aziz