tirto.id - Wabah virus corona di Iran tidak memandang jabatan, salah satu yang terkena virus COVID-19 adalah Wakil Presiden urusan Keluarga dan Perempuan Masoumeh Ebtekar serta Wakil Menteri Kesehatan Iraj Harirchi.
Meski begitu, kasus Wapres Ebtekar masih dalam skala ringan dan belum perlu dirawat di rumah sakit.
"Dalam 24 jam terakhir, kami telah mengkonfirmasi 106 kasus baru dengan jumlah kematian mencapai 26," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Kianush Jahanpur kepada stasiun TV pemerintah seperti dilansir Antara yang mengutip Reuters, Jumat (28/2/2020).
Stasiun TV itu juga menyebutkan wabah corona juga membuat pihak berwenang membatalkan Shalat Jumat di 23 ibu kota dari 31 provinsi di Iran, termasuk Teheran dan kota suci Muslim Syiah, Qom, dan Mashhad serta beberapa daerah terinfeksi lainnya.
Kantor Berita IRNA melaporkan, saat ini pemerintah Iran juga telah melarang warga Cina untuk masuk ke negaranya.
Pemerintah meminta masyarakat Iran menghindari perjalanan domestik yang tak perlu.
Menteri Kesehatan Saeed Namaki menyatakan, Iran juga memberlakukan sejumlah pembatasan akses ke tempat suci di Qom dan Mashhad. Para pengunjung, lanjutnya, hanya boleh berdoa kemudian langsung pergi dan tak boleh berlama-lama di dalamnya.
“Berdoa kemudian pergi. Pertemuan tak diizinkan di dalam tempat tersebut," ujar Namaki.
Jumlah korban meninggal akibat virus corona di Iran bertambah menjadi 26 pada Kamis, hingga kini menjadi jumlah tertinggi di luar Cina, dan jumlah keseluruhan kasus infeksi mencapai 245, termasuk sejumlah pejabat senior.
Otoritas Iran, termasuk Presiden Hassan Rouhani, pada Rabu (26/2/2020) mengatakan bahwa Iran tak berencana mengkarantina kota atau distrik mana pun, meski terjadi lonjakan kasus corona dalam waktu singkat.
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Agung DH
