tirto.id - Nama "Partai Emak-Emak Pendukung Prabowo Sandi" atau disingkat Pepes tak begitu terdengar sebelum "video viral dari Karawang". Mereka hanya sayup-sayup muncul di antara berita-berita tentang kelompok relawan lain yang memang semakin menjamur menjelang hari pencoblosan Pilpres 2019.
Tapi semua berubah beberapa hari terakhir, setelah tiga ibu-ibu ditangkap polisi pada Ahad (24/2/2019) malam sekitar pukul 23.30 karena disinyalir melanggar Pasal 14 ayat (1) UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana tentang menyebarkan berita bohong.
Penangkapan dilakukan karena ibu-ibu ini, pada 13 Februari lalu, memengaruhi warga agar tidak memilih paslon nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf, karena alasan yang mengada-ada.
"Moal aya deui sora azan. Moal aya deui nu make tiung. Awewe jeung awewe meunang kawin; lalaki jeung lalaki meunang kawin," kata ibu-ibu dalam video.
(Artinya: [jika Jokowi-Ma'ruf yang menang Pilpres 2019] tidak akan ada lagi suara azan, tidak akan ada lagi yang pakai kerudung. Perempuan dan perempuan bisa menikah; laki-laki dan laki-laki bisa menikah).
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko bahkan mengatakan kepada reporter Tirto, Selasa (26/2/2019), bahwa ketiganya kini telah berstatus tersangka. Selain berita bohong, mereka juga disangkakan pasal pada UU ITE.
“ITE itu terkait sarana di medsos yang digunakan, akun @citrawida5. Dia memberikan akun tersebut sarana menerbitkan atau mempublikasi apa yang mereka lakukan. Namun, kegiatan rill-nya itu terkait berita bohong yang diatur dalam KUHP,” kata Wisnu.
Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Ferdinand Hutahaean kepada CNN Indonesia mengatakan ibu-ibu itu adalah anggota Pepes. Tapi keterangan berbeda disampaikan jubir lain, Andre Rosiade, kepada Tirto. Dia mengatakan "sedang mengkonfirmasi" apa betul yang ditangkap itu anggota Pepes atau bukan.
Tapi polisi, sebagai pihak yang menyelidiki kasus ini, belum mau menyimpulkan. "Nanti kita dalami keterangannya," kata Kombes Trunoyudo.
Terlepas dari kelompok mana tiga ibu-ibu itu, sebetulnya apa itu Pepes?
Jejak Pepes
Dalam Twitter resmi, @PEPESOfficial, yang sudah diikuti oleh lebih dari 26 ribu akun, mereka menyebut mendeklarasikan diri pada 11 Agustus 2018 dengan pendiri sebanyak 60 orang. Bermarkas di Duren Sawit, Jakarta, dengan ketua bernama Wulan (@swulll)--atau disebut "Mak wulan"
Dalam seri cuitan yang sama, mereka menjelaskan ada enam tujuan Pepes. Dan yang paling jelas adalah "mengantarkan Prabowo-Sandi menjadi Presiden & Wakil Presiden RI tahun 2019-2024. Cara yang dilakukan sama seperti ibu-ibu yang ditangkap di Karawang itu: "door-to-door ke masyarakat."
Akun Twitter Pepes relatif aktif. Pun dengan akun-akun di sosial media lain. Instagram mereka, @pepes_official, telah diikuti hampir 30 ribu akun. Sementara Facebook paling sedikit, hanya 3.000an pengikut.
Konten di semua media sosial itu isinya kegiatan-kegiatan mereka di berbagai daerah. Dari mulai Ambon, Yogya, Klaten, Tangerang, dan Magetan.
Di Bali, Senin (25/2/2019), mereka bertemu langsung dengan Sandiaga Uno. Mereka mengklaim memberikan sumbangan hasil penjualan berbagai produk "untuk dana perjuangan" yang langsung diserahkan ke yang bersangkutan.
Selain sosialisasi ke masyarakat, Pepes juga sempat datang ke DPR RI pada 22 November lalu, bertemu dengan Wakil Ketua Umum Gerindra sekaligus Wakil Ketua DPR, Fadli Zon. Fadli mengaku kalau dia diminta jadi penasihat Pepes.
Berkembang Pesat
Wulan, Ketua Umum Pepes, mengatakan kelompoknya sudah terdaftar secara resmi di Direktori Relawan BPN. Saat ini mereka telah tersebar di 100 titik lebih. Itu artinya perkembangan kelompok ini cukup pesat.
Dikatakan berkembang cukup pesat karena per 9 September lalu mereka baru memiliki 38 korwil. Sementara pada 12 November, berdasarkan foto header di Twitter, telah berkembang jadi 55.
"Di lebih dari 100 titik. Mulai dari Aceh hingga Jayapura dan Sorong," kata Wulan kepada reporter Tirto, Selasa sore. Sementara anggotanya, klaim Wulan, sudah "lebih dari 3.000 orang."
Dia bilang kenapa mendukung Prabowo Sandi karena tertarik dengan program-program ekonomi yang mereka tawarkan. Terutama Sandi, yang dalam berbagai kesempatan kerap melontarkan janji-janji untuk memajukan ekonomi masyarakat lewat ibu-ibu.
Terkait dengan ibu-ibu di Karawang, Wulan mengaku itu bukan anggota dia.
"Bukan anggota Pepes. Nama mereka tidak ada di database kami. Kecuali Mak Citra yang mengunggah video tersebut," katanya.
"Kalau mereka simpatisan, mungkin saja ya," pungkas Wulan.
Penulis: Rio Apinino
Editor: Rio Apinino