tirto.id - Criptic pregnancy atau Kehamilan kriptikadalah istilah untuk menyebut kondisi ketika perempuan tidak sadar bahwa ia sedang mengandung.
Pada umumnya, kehamilan kriptik dialami oleh perempuan yang telah divonis tidak dapat hamil, menjalani proses sterilisasi, atau tidak mengalami gejala kehamilan yang jelas.
Kehamilan kriptik juga dapat terjadi ketika perempuan telah mengonsumsi pil kontrasepsi. Dikutip dari laman Medical News Today, pil kontrasepsi efektif menunda kehamilan dengan presentase 91 persen saja. Artinya, ada 9 dari 100 perempuan yang dapat hamil selama mengonsumsi pil ini.
Sementara itu, sebagaimana dilansir laman Healthline, terdapat setidaknya enam kondisi yang kerap berhubungan dengan kehamilan kriptik.
Pertama, sindrom ovarium polikistik (PCOS). Kondisi ini dapat membatasi kesuburan, membuat ketidakseimbangan hormon, dan menyebabkan menstruasi yang terlewati atau tidak teratur.
Kedua, perimenopause. Kondisi ini adalah waktu antara saat menstruasi terjadi kurang konsisten dan berhenti sepenuhnya. Gejala perimenopause sama dengan menopause. Gejala kehamilan seperti kenaikan berat badan dan fluktuasi hormon dapat menyerupai perimenopause.
Ketiga, pil KB dan alat kontrasepsi IUD dapat membuat perempuan yakin bahwa kehamilan tidak akan terjadi pada dirinya. Meskipun metode pencegahan kehamilan ini efektif, ada beberapa kasus ketika perempuan bisa hamil meskipun telah rutin mengonsumsi pil KB atau memakai IUD.
Keempat, pada sejumlah kasus, sejumlah perempuan juga dapat mengandung setelah melahirkan dan jadwal menstruasinya belum kembali. Aktivitas menyusui dan faktor hormonal memang dapat menyebabkan tubuh perempuan menunda ovulasi dan menstruasi selama beberapa bulan setelah kelahiran. Namun, perempuan juga dapat mengalami kehamilan pada masa tersebut dan biasanya mengira gejala perubahan di tubuhnya sekedar penyesuaian setelah melahirkan.
Kelima, lemak tubuh yang rendah dan terlalu banyak aktivitas olahraga bisa membuat menstruasi tidak terjadi selama berbulan-bulan. Kondisi seperti itu dapat membuat perempuan memiliki kadar hormon tertentu yang rendah, sehingga lebih sulit untuk mendeteksi kehamilan.
Meskipun gejalanya samar, kebanyakan perempuan menyadari bahwa mereka mengandung pada waktu 5 hingga 12 minggu setelah pembuahan.
Setelah melewatkan menstruasi, tes kehamilan di rumah umumnya bisa menunjukkan hasil positif. Hasil tes itu dapat diperoleh melalui tes urin. Lebih lanjut, tes darah, dan USG di dokter kandungan yang kemudian akan mengonfirmasi kehamilan.
Kebanyakan perempuan juga memperhatikan gejala kehamilan dari kondisi payudara yang lunak dan bengkak, perubahan suasana hati, kelelahan, dan mual sejak dini selama trimester pertama.
Sedangkan saat mengalami kehamilan kriptik ini, tidak ada gejala yang jelas menunjukkan bahwa seorang perempuan hamil.
Tes kehamilan pun bisa negatif meskipun perempuan itu tidak mengalami menstruasi. Perempuan yang mengalami kehamilan kriptik juga mungkin menganggap mual bukan karena mengandung, tapi gangguan pencernaan.
Kehamilan kriptik yang tidak menunjukkan gejala awal jelas dapat membuat banyak perempuan, terutama yang pertama kali mengandung, kebingungan. Mereka yang pertama kali mengandung bisa tidak menyadari adanya perubahan yang mengindikasikan kehamilan.
Rendahnya kadar hormon kehamilan juga dapat membuat gejala hanya terjadi sangat ringan atau hampir tidak mungkin untuk diperhatikan.
Kehamilan kriptik adalah kondisi yang nyata meskipun jarang terjadi dan agak disalahpahami. Oleh karena itu, jika seorang perempuan meyakini dirinya sedang hamil, segera lakukan tes kehamilan secara konvensional memakai test pack.
Jika hasil test pack belum memuaskan, menjalani tes darah dan USG dengan mendatangi dokter spesialis kandungan. Tes-tes tersebut akurat untuk sebagian besar kehamilan.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Addi M Idhom