Menuju konten utama

Mengenal Kanker Paru-Paru yang Sebabkan Istri Indro Warkop Wafat

Apa itu kanker paru-paru yang menyebabkan istri Indro Warkop, Nita Octobijanthy meninggal?

Mengenal Kanker Paru-Paru yang Sebabkan Istri Indro Warkop Wafat
Indro Warkop berfoto bersama Nita Octobijanthy, Istri Indro Warkop dan anaknya. Instagram/indrowarkop_asli

tirto.id - Istri komedian Indro Warkop, Nita Octobijanthy, meninggal dunia pada Selasa (9/10/2018) malam pukul 20.22 WIB di Rumah Sakit MMC, Kuningan, Jakarta Selatan. Istri Indro diketahui mengidap penyakit kanker paru-paru dan sudah lama menjalani perawatan.

Jenazah Nita Octobijanthy, istri Indro Warkop tiba di rumah duka yang berlokasi di Jalan Kayu Putih Tengah IIA nomor 4, Jakarta Timur. Sebagaimana diberitakan Antara, ambulan dan iringan rombongan jenazah tiba pada Rabu dini hari sekitar pukul 00.38 WIB. Rencananya jenazah Nita Octobijanthy akan dimakamkan di TPU Karet Bivak, Rabu (10/10/2018).

Kanker paru-paru adalah salah satu kanker dengan penderita terbanyak di dunia. Kematian akibat kanker ini di dunia lebih banyak daripada gabungan kematian akibat kanker payudara, kanker kolon dan kanker prostat.

Kanker paru-paru adalah suatu kondisi dimana sel-sel tumbuh secara tidak terkendali di dalam paru-paru. Kanker paru-paru umumnya tidak menimbulkan gejala sebelum sel-sel kanker tersebut menyebar ke bagian besar paru-paru atau ke bagian tubuh lainnya.

Spesialis pulmonologi dan ilmu kedokteran respirasi FKUI, Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP (K), MARS, DTM&H, DTCE menyatakan satu dari lima kematian akibat kanker di dunia terjadi akibat kanker paru, dan setiap tahun ada lebih dari 1,8 juta kasus kanker paru baru di dunia.

"Risiko mendapat kanker paru meningkat dengan pertambahan usia, dan laki-laki lebih sering dari perempuan," ungkap Tjandra.

Beberapa gejala kanker paru-paru di antaranya ialah perubahan jenis dahak, nyeri dada atau punggung, batuk darah dan sulit menelan.

Bila menemukan gejala ini, Tjandra menyarankan agar dilakukan pemeriksaan yakni anamnesis dan pemeriksaan fisik, foto rontgen, CT dan PET scan, bronkoskopi atau biopsi jarum.

Kalaupun tak terhindari, keberhasilan pengobatan bisa lebih tinggi jika kita melakukan deteksi dini.

"Menghindari faktor risiko dan melakukan deteksi dini akan amat berperan untuk keberhasilan pengobatan," ujarnya.

Dia menyebutkan sejumlah faktor risiko kanker yang dapat dihindari, di antaranya kebiasaan merokok yang berhubungan dengan sekitar 70% kematian akibat kanker paru. Kemudian, bahan lain yang juga faktor risiko adalah radon, asbestos, arsenik, berilium dan uranium, serta riwayat radiasi.

Faktor lainnya ialah mempunyai penyakit paru lain (emfisema, bronkitis kronik, PPOK dan TB) juga meningkatkan risiko terkena kanker paru. Di samping itu, riwayat keluarga yang juga menderita kanker paru-paru, pernah mengalami kanker di alat tubuh lain juga menjadi faktor risiko kanker paru-paru.

Baca juga artikel terkait KANKER atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani