Menuju konten utama

Mengenal Cut Off dalam Hubungan, Penyebab, dan Dampaknya

Cut off dalam hubungan, baik relasi romantis maupun persahabatan, tentu memiliki dampak psikologis. Namun, sering kali alasan kuat yang mendasarinya. 

Mengenal Cut Off dalam Hubungan, Penyebab, dan Dampaknya
Ilustrasi cut off dalam hubungan. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Menjalin hubungan, baik asmara maupun persahabatan, tentu akan melibatkan berbagai bentuk emosi yang memengaruhi kehidupan seseorang. Namun, tidak semua hubungan berjalan baik dan sehat seperti yang diinginkan.

Beberapa hubungan terkadang berubah menjadi buruk, tidak sehat, dan bahkan beracun atau toxic. Pada kondisi hubungan seperti itu, memutuskan hubungan merupakan cara pemungkas bagi mereka yang ingin mendapatkan ketenangan mental.

Pemutusan keterikatan inilah yang disebut dengan bahasa kekinian sebagai cut off dalam hubungan. Lalu, kapan harus memutuskan hubungan?

Apa Itu Cut Off dalam Hubungan?

Cut off dalam hubungan adalah kata lain untuk sebuah aksi yang dilakukan untuk mengakhiri hubungan dengan seseorang. Setelah memutuskan cut off, orang yang melakukannya tidak berkeinginan melakukan interaksi atau komunikasi lagi di masa depan dalam bentuk apa pun.

Secara spesifik, penjabaran cut off dalam hubungan keluarga dijelaskan oleh terapis bersertifikat, Loriann Oberlin MS, LCPC, dalam artikel yang dipublikasikan di Psychology Today.

Cut off dalam hubungan keluarga adalah istilah yang menggambarkan penarikan diri secara langsung atau tidak langsung dari suatu hubungan emosional yang melibatkan keluarga.

Menurut Loriann Oberlin, cut off adalah konsep yang menjelaskan terkait cara seseorang mengelola masalah yang belum terselesaikan dengan orang tua, saudara kandung, atau orang lain dalam sebuah keluarga.

Ketika seseorang tetap berhubungan tetapi menghindari topik-topik sensitif yang menghambat pertumbuhan dan pemahaman, masalah-masalah menjadi terpendam. Hal itu kemudian menyebabkan cut off dalam hubungan.

Istilah cut off tidak hanya dipakai dalam hubungan keluarga atau asmara. Ada pula cut off pertemanan yang secara umum disebabkan oleh hal sama. Lalu, apa penyebab cut off hubungan?

Penyebab Cut Off dalam Hubungan

Penyebab cut off dalam hubungan dapat beragam. Biasanya hal ini merupakan akumulasi berbagai masalah yang terjadi dalam hubungan. Terapis pernikahan dan keluarga, Moshe Ratson, MFT, PCC, dalam artikel di Wiki How menyebut beberapa hal berikut bisa menjadi penyebab seseorang melakukan cut off pada hubungan.

1. Mencapai Titik Puncak Kesabaran dalam Hubungan

Cut off hubungan dengan seseorang biasanya berawal dari pola perilaku beracun yang berulang-ulang, misalnya orang tersebut memperlakukan Anda dengan buruk.

Pada akhirnya, perilaku buruk mereka lebih besar daripada cinta yang Anda rasakan. Rasa sakit emosional yang dialami menjadi tak tertahankan, tidak peduli berapa lama Anda telah mengenal mereka.

2. Mencoba Memprioritaskan Diri

Cut off orang toxic dari hidup adalah langkah besar dalam mengembangkan cinta kepada diri sendiri. Artinya, Anda memilih untuk mengutamakan kebutuhan diri sebelum menyenangkan orang lain.

Dengan meninggalkan seseorang yang toxic,Anda dapat membuka pintu menuju peluang baru dan hubungan yang lebih memuaskan. Dengan kata lain, Anda mengambil kembali kendali atas hidup dan percaya bahwa Anda layak diperlakukan dengan hormat.

3. Belajar Tidak Bergantung dengan Orang Lain

Saat menjalani hubungan romantis, terkadang seseorang akan cenderung bergantung kepada pasangan. Ini menyebabkan seseorang kehilangan identitas.

Cut off hubungan menjadi langkah penting untuk menemukan diri sendiri dan memahami diri sebagai seorang individu.

4. Merasa Dikhianati

Jika seseorang berbohong atau memilih untuk menyimpan rahasia, Anda mungkin akan merasa dikhianati. Hal itu kemudian membuat Anda meragukan hubungan yang terjalin, terutama jika Anda telah mengenal orang itu dalam waktu lama atau menganggapnya sebagai orang dekat.

Cut off hubungan bisa menjadi cara termudah untuk mengatasi rasa dikhianati tersebut.

5. Merasa Selalu Dijatuhkan

Bergaul atau menjalin hubungan dengan orang yang selalu mengeluh atau mengatakan hal-hal yang menyakitkan dapat menurunkan harga diri. Hal ini akan mendorong Anda untuk memutuskan hubungan atau cut off.

6. Menyelamatkan Diri dari Orang Beracun

Semua orang berdebat dengan orang yang mereka cintai dari waktu ke waktu. Namun, sering bertengkar bukanlah hal yang normal atau sehat.

Jika menjalin hubungan dengan seseorang yang sinis, pemarah, suka mencari perhatian, atau tidak sopan, itu dapat berdampak negatif pada kesehatan mental Anda. Cut off dalam hubungan mungkin merupakan solusi terbaik untuk menyelamatkan diri.

7. Melindungi Diri dari Pelecehan

Beberapa orang menggunakan trauma masa lalu mereka untuk memanipulasi orang lain. Meskipun mereka mungkin menjadi korban dalam situasi sebelumnya, bukan berarti mereka berhak melampiaskannya kepada Anda.

Jika seseorang terus-menerus mengkritik atau mempermalukan, suka memerintah, mengancam, atau mencoba mengendalikan, dan menyalahkan, lindungi diri Anda sendiri dan akhiri hubungan tersebut. Ini adalah tanda-tanda pelecehan emosional, dan tidak dapat dibenarkan dalam kondisi apa pun.

Dampak Cut Off terhadap Hubungan

Melakukan cut off pada umumnya baik untuk seseorang yang sudah tidak dapat lagi memperbaiki hubungan. Memutuskan hubungan adalah cara satu-satunya mendapatkan kembali ketenangan mental.

Namun, perlu diingat, terkadang cut off dilakukan karena seseorang tidak dapat menyelesaikan permasalahan utama dalam hubungan. Dalam kasus itu, artinya, cut off dalam hubungan hanyalah pelarian.

Pada kondisi tertentu, ketika seseorang menjalin hubungan serupa di kemudian hari, mereka akan berusaha mengharapkan hal yang cenderung kurang realistis. Hal itu akan menyebabkan ketegangan dalam hubungan selanjutnya.

Baca juga artikel terkait HUBUNGAN ASMARA atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Diajeng
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Fadli Nasrudin