Menuju konten utama

Mengenal Chloroquine: Obat Malaria yang Diuji Coba untuk COVID-19

Mengenal chloroquine atau klorokuin, obat malaria yang sedang diuji coba untuk virus corona jenis baru atau COVID-19.

Mengenal Chloroquine: Obat Malaria yang Diuji Coba untuk COVID-19
Ilustrasi Kina. Pohon kina mengandung zat klorokuin yang diprediksi bisa mengobati virus corona. foto/istockphoto

tirto.id - Untuk mengembangkan vaksin dan perawatan potensial terhadap pengobatan virus corona atau COVID-19, para peneliti di seluruh dunia telah melakukan berbagai upaya, beberapa di antaranya menemukan potensi obat yang efektif untuk mencegah atau mengobati gejala COVID-19.

Namun, peneliti perlu melakukan uji coba dan itu mungkin memakan waktu beberapa bulan atau lebih lama.

Dilansir dari Heathline, salah satu obat yang berpotensi efektif mencegah dan mengobati korona adalah Chloroquine atau klorokuin.

Para peneliti menemukan bahwa obat ini efektif sebagai opsi untuk memerangi virus corona baru. Setidaknya peneliti telah melakukan 10 uji klinis dalam penelitian yang dilakukan di tabung reaksi.

Klorokuin biasanya digunakan untuk mencegah atau mengobati malaria yang disebabkan oleh gigitan nyamuk.

Parasit malaria dapat masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk, kemudian hidup dalam jaringan tubuh seperti sel darah merah atau hati. Obat ini digunakan untuk membunuh parasit malaria yang hidup di dalam sel darah merah.

Chloroquine termasuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai antimalaria. Selain untuk mengobati dan mencegah malaria, Chloroquine juga digunakan untuk mengobati amebiasis (infeksi yang disebabkan oleh amuba), demikian seperti dilansir dari laman Webmd.

Menurut situs Drugs.com mengonsumsi klorokuin jangka panjang atau pada dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen pada retina mata.

Jika memiliki masalah pemfokusan, melihat garis-garis cahaya atau kilatan di penglihatan, atau terjadi pembengkakan atau perubahan warna pada mata, berhentilah meminum klorokuin dan hubungi dokter.

Saat mengkonsumsi klorokuin, sebaiknya hindari konsumsi antasid atau kaopectate (kaolin-pectin) dalam waktu 4 jam sebelum atau setelah mengonsumsi chloroquine. Beberapa antasida dapat membuat tubuh lebih sulit menyerap klorokuin.

Jika sedang menggunakan antibiotik yang disebut ampicillin, hindari meminumnya dalam waktu 2 jam sebelum atau 2 jam setelah menggunakan klorokuin. Chloroquine dapat membuat ampisilin jauh lebih efektif jika dikonsumsi secara bersamaan.

Obat ini dapat menyebabkan penglihatan kabur dan dapat mengganggu pemikiran atau reaksi. Berhati-hatilah jika mengemudi atau melakukan apa pun yang mengharuskan untuk waspada dan dapat melihat dengan jelas.

COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona baru yang ditemukan setelah wabah di Wuhan, Cina, pada bulan Desember 2019.

Sejak kemunculan wabah ini, virus corona yang dikenal sebagai SARS-CoV-2, telah menyebar ke lebih dari 100 negara di seluruh dunia, dan telah memengaruhi ribuan orang.

Sampai sekarang, belum ada vaksin untuk melawan virus corona jenis baru tersebut. Para peneliti saat ini sedang bekerja membuat vaksin khusus untuk coronavirus, serta perawatan potensial untuk COVID-19.

Baca juga artikel terkait WABAH VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Sarah Rahma Agustin

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Sarah Rahma Agustin
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno