Menuju konten utama

Mengenal Cherophobia: Kondisi Takut untuk Bahagia

Anda pernah takut mengalami perasaan bahagia? Bila pernah, bisa jadi Anda mengalami Cherophobia.

Mengenal Cherophobia: Kondisi Takut untuk Bahagia
Ilustrasi suasana hati. foto/istockphoto

tirto.id - Kebanyakan orang akan merelakan apa pun untuk mendapatkan kebahagiaan. Tapi, tahukah Anda, bila ada beberapa orang di luar sana yang justru takut mengalami perasaan bahagia. Sebelum ke sana, ada baiknya, kita melihat dulu pengertian apa sih kebahagiaan itu?

Seperti dilansir dari Psychologist World, kebahagiaan merupakan sebuah pengaruh positif pada suasana hati atau emosi yang dibawa oleh pikiran dan perasaan. Kendati demikian, kebahagiaan merupakan penilaian subyektif yang berbeda dalam mendefinisikannya.

Meskipun didefinisikan sebagai sesuatu yang positif, ternyata ada orang-orang yang justru takut akan kebahagiaan. Bahkan, ketakutan itu dapat berkembang menjadi sebuah masalah mental serius. Kondisi ini disebut sebagai Cherophobia.

Dilansir dari Healthline, para ahli mendefinisikan Cherophobia sebagai kecemasan, atau bentuk perasaan takut yang parah terkait dengan suatu obyek yang mengancam. Dalam kasus Cherophobia, kecemasan penderitanya mengarah pada ketakutan akan aktivitas atau peristiwa yang dianggap membuat bahagia.

Cherophobia berasal dari kata Yunani, “chairo” yang berarti “aku bersukacita.” Cherophobia sendiri berarti seseorang yang takut berpartisipasi dalam kesenangan. Orang dengan Cherophobia tidak selalu merasa sedih, namun mereka cenderung menghindari kegiatan-kegiatan menyenangkan hingga menolak peluang yang mengarah pada perubahan hidup yang positif.

Tahun 2018 lalu, Metro sempat melaporkan sebuah kasus Cherophobia yang dialami oleh Stephanie Yeboah. Dia adalah seorang blogger sekaligus penulis lepas yang hidup dengan Cherophobia selama lebih dari satu dekade.

Yeboah mengaku bahwa dirinya merasa tidak nyaman dengan hal-hal yang membahagiakan seperti memenangkan klien atau menyelesaikan tugas yang sulit, “ini sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari saya, di mana saya tidak pernah bisa merayakan pencapaian atau tindakan saat keberhasilan saya” ujarnya seperti dikutip Metro.

Para ahli menyebutkan bahwa Cherophobia timbul akibat dari kepercayaan bahwa hal-hal membahagiakan selalu diiringi dengan sesuatu yang menyedihkan. Dalam beberapa kasus, seperti pada Yeboah misalnya, Cherophobia dapat dipicu atau diperburuk oleh peristiwa traumatis.

Menurut Healthline, orang introvert atau tertutup lebih mungkin mengalami Cherophobia dibanding yang tidak. Hal ini karena orang introvert sering merasa terintimidasi atau tidak nyaman dengan kelompok dan tempat-tempat ramai seperti pesta atau perayaan.

Selain itu, orang dengan kepribadian perfeksionis juga sering dikaitkan dengan kondisi ini. Banyak orang perfeksionis yang menganggap bahwa kegiatan yang membahagiakan merupakan kegiatan yang tidak produktif, sehingga mereka cenderung menghindari sesuatu semacam ini.

Cherophobia bisa menjadi sebuah masalah yang serius ketika gejalanya mulai mempengaruhi kegiatan sehari-hari. Kecemasan yang diakibatkan oleh phobia ini memerlukan bantuan tenaga profesional untuk menyembuhkannya. Seperti beberapa gangguan kecemasan lainnya, Cherophobia bisa ditangani dengan beberapa metode seperti cognitive behavioral theraphy (CBT) atau hipnoterapi.

Baca juga artikel terkait BAHAGIA atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Alexander Haryanto