tirto.id - Bencana kelaparan di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah menewaskan 6 orang dan setidaknya 7.500 orang terdampak.
Presiden Jokowi menjelaskan pada Senin, 31 Juli 2023 bahwa masalah itu terjadi karena dipicu cuaca ekstrem yang mengakibatkan kekeringan selama dua bulan terakhir.
Kekeringan dan suhu dingin ekstrem membuat tanaman pangan warga mengalami gagal panen. Ini berujung kepada menipisnya ketersediaan pangan.
Selain itu, Jokowi bilang, bantuan pangan juga menghadapi kendala keamanan. Akses yang sulit membuat pesawat tidak berani turun.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan pada Rabu, 2 Agustus 2023 bahwa pemerintah akan mencari solusi strategis agar tidak lagi terjadi berulang di masa mendatang.
Meski demikian, tanggapan dan janji pemerintah diragukan keseriusannya. Sebab, kelaparan Papua terjadi bukan kali ini saja, melainkan berulang sejak dekade 80-an, menjadi momok yang setia menghantui kesejahteraan rakyat Papua.
Pemerintah hanya memberikan tanggapan reaktif ketika sudah terjadi korban atau informasi bencana yang muncul di permukaan. Tapi, tidak memastikan akar masalahnya diatasi dengan tuntas.
Fakta-fakta Kelaparan Papua
Masalah kelaparan yang hingga saat ini masih menyelubungi Tanah Papua memiliki fakta-fakta yang perlu untuk disimak bersama sebagai berikut ini:
1. Bencana kelaparan Papua terjadi 15 kali
Juru Kampanye Hutan Papua Greenpeace Indonesia, Nicodemus Wamafma. Nico, sapaan akrabnya, mencatat setidaknya ada 15 kasus kelaparan yang terjadi tanah Papua sejak 1982, dari Jayawijaya hingga terkini insiden di Kabupaten Puncak. Akumulasi korban jiwa dari bencana kelaparan itu mencapai ratusan jiwa.
2. Jumlah korban kelaparan Papua 2022
Pada Agustus 2022 bencana kelaparan terjadi di Kabupaten Lanny Jaya, Papua. Diketahui sedikitnya tiga orang meninggal dunia, satu orang kritis, sementara sekitar 500 orang kelaparan pada kejadian ini.
3. Jumlah korban kelaparan kelaparan Papua 2005
Kelaparan juga terjadi pada Desember 2005 di 7 distrik dan 10 pos pemerintahan daerah Yahukimo, yang menyebabkan 55 orang meninggal dan 112 orang sakit parah. Sekitar 55.000 penduduk di 7 distrik tersebut kehabisan makanan.
Kejadian serupa terjadi Kabupaten Puncak Jaya, medio Desember 2005–Februari 2006. Kondisi kesehatan yang buruk disertai penurunan suhu ekstrem menyebabkan 15 orang meninggal.
4. Jumlah korban kelaparan kelaparan Papua 1982
Kasus kelaparan tahun 1982 juga pernah terjadi di Jayawijaya, kala itu dilaporkan 122 orang meninggal dunia. Sementara itu, 367 orang mendapat perawatan, dan 3.000 orang lainnya kekurangan gizi.
5. Kasus kelaparan harusnya dapat dicegah
Pengamat Pertanian dari Universitas Papua, Mulyadi mengatakan seharusnya pemerintah sudah memahami permasalahan iklim yang menjadi pemicu bencana kelaparan di Papua.
Pola pertanian di Papua juga mestinya sudah diketahui dengan jelas, sehingga seharusnya pemerintah dapat mendukung pengembangan pola pertanian warga sekitar dalam menghadapi cuaca ekstrem.
6. Kelaparan di Papua tidak hanya terjadi karena cuaca ekstrem
Cuaca ekstrem memang menjadi pemicu kelaparan di Papua, namun itu bukan serta merta menjadi penyebab tunggal. Sebab, menurut Mulyadi, masyarakat Papua sudah sangat paham dengan kondisi iklim dan cara menghadapinya.
Faktor perubahan pola hidup juga menjadi sebuah persoalan, masyarakat Papua saat ini sudah mulai meninggalkan aktivitas bertani. Ini dipicu oleh banyak faktor seperti imbas dari modernisasi dan pergolakan politik serta keamanan di wilayah Papua yang membuat mereka takut berladang.
Sementara itu, Nico menjelaskan bahwa sistem pangan masyarakat yang berubah imbas kebijakan tata kelola pangan lokal yang tidak berbasis kultur dan pola konsumsi masyarakat setempat yang berubah.
Dampaknya jelas, kata Nico, stok bahan makanan mengalami pengurangan volume panen, serta jenis tanaman yang ditanam berkurang keanekaragamannya akibat adanya makanan instan.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Alexander Haryanto