tirto.id - "I would rather suffer with coffee than be senseless."
Bagi seorang pecinta kopi ucapan pesohor Napoleon Bonaparte ini menjadi ungkapan rasa terhadap kecanduan pada minuman kopi. Beberapa orang merasa kurang bergairah bila belum menyeruput kopi pagi. Bagi mereka tak ada kopi maka tak ada semangat pagi. Ini bukan mengada-ada tapi benar adanya setidaknya menurut sebuah survei.
Survei yang dilakukan oleh Dunkin 'Donuts and CareerBuilder menunjukkan bahwa kopi punya peran utama dalam membantu para pekerja mendapatkan semangat pagi di tempat kerja. Secara keseluruhan, sebanyak 43 persen responden peminum kopi mengaku kurang produktif bila tak meminum "cup of Joe" nama lain secangkir kopi bagi orang-orang Amerika.
Survei ini dilakukan secara online di Amerika Serikat pada 2012 terhadap 4.152 pekerja penuh waktu, berusia di atas 17 tahun. Proporsi pekerja paling tinggi yang merasa hari-harinya kurang produktif tanpa kopi dimulai dari pekerja bidang pelayanan, seperti pramusaji. Selanjutnya ada ilmuwan, sales representatives, marketing/public relations professionals, pekerja di bidang kesehatan, editor/penulis/pekerja media, business executives, guru, teknisi, dan terakhir adalah manajer TI/administrator jaringan.
Dari survei tersebut diketahui, sebanyak 63 persen pekerja rata-rata meminum kopi sebanyak dua cangkir per hari. Sedangkan sebanyak 28 persen dari mereka meminum tiga gelas atau lebih. Mayoritas, para pekerja muda dengan rentang umur 18-24 tahun mengatakan kurang produktif tanpa kopi. Klaim yang sama diungkapkan 58 persen pekerja berusia 25-34 tahun. Namun selain persoalan pengakuan para pekerja ini, adakah hubungan meminum kopi dengan pilihan waktu yang tepat saat mengonsumsinya?
Waktu Terbaik Minum Kopi
Sudah rahasia umum kafein adalah zat di dalam kopi yang membuat seseorang bisa tetap terjaga. Ia merupakan senyawa alkaloid, bersifat pahit dan bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif serta diuretik ringan. Banyak orang kemudian mencandu kopi karena popularitasnya berefek pada sistem saraf, termasuk meningkatkan pelepasan dopamin.
Zat ini berinteraksi pada hormon kortisol dan meningkatkan sekresi pada orang yang beristirahat atau mengalami stres mental. Interaksi kafein dan kortisol akan membantu meregulasi jam internal tubuh serta meningkatkan kewaspadaan. Kortisol merupakan hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal dan memengaruhi berbagai organ seperti jantung, sistem saraf pusat, ginjal, dan kondisi kehamilan.
Di saat stres, tubuh memproduksi hormon kortisol sebagai bentuk kompensasi. Hormon ini membantu mengubah cadangan energi menjadi gula, sehingga dapat digunakan oleh sel-sel tubuh sebagai bahan bakar. Secara alami, hormon kortisol dalam tubuh normalnya berada pada titik yang tinggi sesaat setelah bangun tidur. Puncaknya terjadi beberapa kali dalam sehari, yakni sekitar pukul 8–9 pagi, pukul 12–13 siang, dan terakhir pada pukul 18–19 sore.
Bila Anda biasa meminum kopi di pagi hari sebelum melakukan beragam aktivitas, maka sebaiknya mulai berpikir ulang. Steven Miller, Neuroscientist di Uniformed Services University of the Health Sciences di Maryland, mengatakan bahwa waktu minum kopi yang paling bagus adalah setelah hormon kortisol melewati masa puncaknya atau setelah pukul 9 pagi.
“Di pagi hari, kopi paling efektif dinikmati antara pukul 09.30 hingga 11.30, saat kadar kortisol Anda menurun sebelum setelahnya naik lagi,” katanya dikutip dari Telegraph.
Alasannya, bila seseorang minum kopi ketika hormon tersebut masih tinggi maka dapat menyebabkan tubuh meningkatkan toleransi terhadap kafein. Artinya, seseorang akan membutuhkan jumlah kafein yang lebih banyak setiap pagi untuk mendapatkan efek yang sama. Takaran kopi yang sama setiap paginya lama-lama menjadi tak efektif.
Resistensi ini dianalogikan seperti konsumsi pada obat saat sakit. Ketika tubuh mengonsumsi obat pada kondisi normal, maka tubuh akan mengembangkan toleransi (resistensi) terhadap obat tersebut. Sehingga tubuh meminta dosis yang lebih besar untuk menciptakan efek yang sama.
“Ini karena produksi kortisol sangat berkaitan erat dengan tingkat kewaspadaan,” tambah Miller.
Namun, siklus kadar kortisol pada setiap orang bisa jadi berbeda. Seseorang yang terbiasa bangun lebih awal setiap harinya, bisa memiliki siklus rendah kortisol lebih dini dari orang lain yang bangun lebih siang. Apakah Anda termasuk yang minum kopi pagi hari?
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Suhendra