Menuju konten utama
Periksa Fakta

Menelusuri Video "Pembakaran Kamp TKA Aseng" di Sumatera Barat

Isu pembakaran kamp TKA asal Tiongkok viral di Twitter. Kami melacak kebenaran kabar bernada sentimen kebangsaan dan rasial tersebut.

Menelusuri Video
Fact Check video viral pembakaran camp TKA di Solok Selatan. FOTO/@bangsa_patiot

tirto.id - Akun twitter bernama @bangsa_patriot pada 18 Juni 2018, pukul 7.50 memuat cuitan, disertai video pendek, yang berbunyi:

Camp-camp TKA aseng ilegal di bakar warga di Solok Sumatera Barat karena ikut menambang emas secara ilegal yg membuat warga marah karena kehilangan mata pencarian mereka. Kok bisa masuk juga TKA cina ini ke solok sumbar ya?

Sementara itu, videonya menampilkan peristiwa kebakaran bangunan di pinggir sungai lengkap dengan kerumunan massa.

Twit sudah dihapus, tetapi arsip buktinya dapat dilihat pada tautan: arsip twit. Akun yang dibuat sejak Desember 2013 itu mencantumkan biodata sebagai berikut: Lawan Pemimpin Dzolim #NoSyiah #IndonesiaTanpaJIL.

Beberapa akun Twitter lainnya memberi respons dan bertanya soal video itu. Jawaban akun @bangsa_patriot adalah:

Video lainnya ada.. nanti saya unggah.. konon kabarnya berawal dari salah satu perahu warga dibakar aparat terus warga balas bakar camp nya TKA cina. *Info blm falid ya nanti saya telusuri lagi

Akun tersebut juga menjelaskan asal-muasal informasi itu:

Dari td siang rame di fb.. kemungkinan kejadiannya td siang. Lokasi nya Solok Selatan. Solok selatan ini kabupaten baru setelah beberapa thn lalu pemekaran.”

Tidak dapat diketahui akun Facebook mana yang dimaksud oleh @bangsa_patriot. Pelacakan kami lakukan di Facebook dan didapat beberapa temuan:

  • Akun Facebook bernama Muji Jambak membuat unggahan pada 18 Juni 2018 pukul 8.40. Ia mengunggah pesan. "Kok bisa orang China menambang emas di Solok Sumatra Barat,” sembari membagikan dua video. Unggahan Muji Jambak itu dibagikan ke sebuah grup Facebook bernama “Palanta Urang Awak Minangkabau”
  • Akun Facebook bernama Nazly Assegaf membuat unggahan pada 18 Juni 2018 pukul 11:17 dengan tulisan: “Kok bisa orang China manambang Emas di kabupaten Solok --- Masyarakat Kab. Solok sudah tau sejak awal mei ada rombongan orang2 RRC dan org Tjhina dari jakarta di lokasi, setelah diselidiki ternyata masuk melalui oknum2 polri dan di fasilitasi kapolres." Ada pula kalimat: "SUMBAR MELAWAN INVASI TKA ASENG."

Beragam unggahan itu umumnya menampilkan informasi serupa bahwa: Kamp TKA China dibakar di Solok Selatan. Informasi itu disertai nada sentimen identitas.

Persoalannya, benarkah kabar itu? Apa yang sebenarnya terjadi dalam peristiwa di video itu?

Fakta-Fakta

Wendra Rona Putra, Direktur LBH Padang saat dihubungi Tirto (20/3), menginformasikan bahwa video yang beredar adalah dokumentasi lama. “Ini adalah video yg diambil tahun 2011 saat pembakaran kapal dager milik PT Geominex Sapek,” ucapnya.

Saat itu, terjadi protes masyarakat terhadap perusahaan yang berakhir dengan kericuhan di sekitar Jorong Sungaipenuh, Nagari Lubuk Ulang-aling Selatan, Kecamatan Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat.

Hal sama ditegaskan juga oleh AKPB Iman Yulisdianto, Kapolres Solok Selatan. Saat diminta keterangan, (20/3) ia menjawab hal yang sama. “Bahwa saya bisa jelaskan, ada kejadian dulu, Juni 2011. Pembakaran salah satu PT Geomenix. Kasusnya sudah dituntaskan dengan tersangka sudah menjalani hukuman, penegakan hukum berjalan.” tegas dia.

Peristiwa 15 Juni 2011

Arsip pemberitaan media lokal harian Haluan, 17 Juni 2011, pernah menurunkan berita berjudul “Camp Tambang Emas PT Geominex Dibakar”. “Ratusan orang masyarakat nagari Lubuk Ulang Aling, Kecamatan Sangir Batang Hari, Rabu (15/6) sore kira-kira pukul 17.30 WIB mengamuk dan membakar dua kamp milik Geominex,” demikian isi berita tersebut.

Disebutkan juga bahwa peristiwa itu merupakan kelanjutan aksi demo beberapa hari sebelumnya. Pokok protes terkait dengan janji PT Geominex soal legalitas perusahaan yang tidak pernah diperlihatkan kepada masyarakat. “Tidak ada korban jiwa dalam pembakaran dua camp yang merupakan ruang peristirahatan, ruang rapat, dapur dan segala kegiatan harian pegawai tambang Geominex,” lanjut berita itu.

Kapolres Solok Selatan, saat menjawab konfirmasi sebelumnya turut menegaskan hal sama. “Masyarakat ada yang melaporkan juga bahwa 18 Juni tidak ada kegiatan apa pun di daerah Ulang Aling, SBH (Sangir Batang Hari), Solok Selatan” tegasnya.

Pembaca dapat menelusur citra gambar udara melalui Google Maps (Citra Satelit CNEWS/Airbus, Map data 2018 ) dari wilayah sungai Batang Hari di Solok Selatan, salah satunya wilayah di dekat Gasiang.

Video Youtube Akun Mardi Rosa

Kami juga mendapati ada video yang memiliki data unggah lebih awal dari 18 Juni 2018. Video dengan judul “WARGA MENGAMUK TAMBANG EMAS CHINA DI SOLOK SELATAN SUMBAR JADI LAUTAN API” itu diketahui memiliki data unggah: 9 Maret 2018 dengan waktu (UTC): 20:18:10.

Biodatanya mencantumkan nama akun Mardi Rosa dan telah bergabung di platform Youtube sejak 7 Apr 2012. Tirto lantas menghubungi pemilik akun yang bernama asli Madiro Satanjung itu pada 21 Juni 2018.

Madiro menyebut bahwa video itu merupakan hasil dokumentasi dirinya. Dia menjelaskan bahwa dirinya juga sudah lupa kapan persisnya peristiwa itu, tapi ia menyebut tahun 2011. Saat itu, dia merasa tidak sengaja mendokumentasi peristiwa saat dalam perjalanan di perahu.

“Saya diajak orang saja, saya baru pulang kampung, ada teman saya warga sana, diajak ke sana ya saya ikut. […] Jadi ada yang ngajak saya hunting, ada peristiwa itu ya saya ikut, saya syuting,” ucapnya.

Perihal apa yang terjadi saat ini, dirinya juga baru mengaku tahu bahwa video tersebut banyak digandakan oleh pihak lain dan diunggah dengan tambahan berbagai informasi ataupun pesan. Madiro menyatakan dia hanya mengarsipkan video tersebut pada Maret 2018, sebab kapasitas harddisk-nya sudah penuh. Ia mengaku tidak ada maksud atau motif lain, apalagi bertujuan agar video itu viral dan dimanfaatkan banyak orang saat ini.

“Tidak terlalu komentar ya, saya arsipkan video saya disana. Kalau orang memanfaatkan untuk [hal] baik, syukurlah. Semua yang saya upload di Youtube rata-rata arsip saya saja. Saya juga tidak punya maksud apa-apa juga. Daripada simpan di harddisk, saya simpan di Youtube saja,” tuturnya. Dia enggan membahas secara rinci peristiwa yang terjadi saat itu.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Kami juga menghubungi Gadis Juana (21/6). Dia adalah salah satu warga yang berada di lokasi pada saat peristiwa berlangsung. Gadis membenarkan bahwa video yang beredar adalah peristiwa yang telah terjadi tujuh tahun lalu. Bahkan, beberapa saudara dari Gadis ditangkap dalam peristiwa itu.

Menurutnya, peristiwa itu adalah titik puncak kesabaran masyarakat dalam hubungannya dengan PT Geomenix, salah satu perusahaan tambang emas yang pernah tercatat di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat.

“Karena mungkin masyarakat sudah habis kesabaran ya, lokasinya sudah habis oleh PT Geomenix. Kami enggak bisa berusaha untuk itu, makanya masyarakat Solok Selatan membakar camp kapal PT Geomenix,” katanya.

Menurut Gadis, masyarakat setempat merasa berbagai janji kesejahteraan dan ekonomi sebagai kompensasi kehadiran perusahaan tidak pernah dipenuhi. Bahkan, kemunculan perusahaan ini dirasa semakin mendesak mata pencaharian warga masyarakat setempat yang sama-sama menambang emas, dengan cara tradisional.

“Janji yang tidak ditepati makanya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan itu. Janji PT Geomenix waktu itu mau memasukkan air bersih, mau bikin rumah sekolah, pokoknya banyaklah janji-janji manis PT Geomenix itu,” ucapnya.

Gadis juga menuturkan warga masyarakat banyak yang tidak diperbolehkan mendulang emas—hal yang sama dilakukan PT Geomenix, pekerjaan yang disebutnya sudah diturunkan dari nenek moyang terdahulu.

Menurut Wendra, LBH Padang pernah melakukan advokasi soal kasus tersebut, termuat dalam gugatan PTUN atas perizinan PT Geomenix dan perusahaan-perusahaan lainnya.

“Semenjak perusahaan datang, mereka menggunakan alat-alat berat, bertemu pemilik ulayat (tanah ada setempat). Di situ mereka janji, ada semacam perjanjian yang dibikin antara pemilik ulayat dengan PT itu. Ada janji mereka akan melindungi masyarakat disana, agar masyarakat bisa menambang secara legal. Dia akan bangun jembatan, sekolah, mesjid membuat jalan,” jelas Wendra dari LBH Padang.

Benarkah Ada Sentimen Anti TKA Cina?

Gadis juga kami tanyakan soal tuduhan ada sentimen anti TKA Cina sebagai penyebab peristiwa itu. Pada prinsipnya, warga masyarakat protes dan berakhir dengan amuk massa lebih karena soal janji yang tidak ditepati perusahaan. Begitu juga dengan sengketa soal keberlangsungan mata pencaharian warga setempat sebagai penambang tradisional.

“Itu tidak benar, karena begini, pekerja itu kayaknya sih ada yang dari Cina, ada juga yang campuran. Cuma, kami warga Sangir Batanghari mengamuknya begitu. Sementara orang luar ada yang bisa hidup disana, sementara kita sendiri orang pribumi sendiri masa sih gak bisa hidup,” katanya.

Bagi Gadis, akan tampak terasa tidak adil jika banyak pekerja dari luar wilayah kampung mereka dapat leluasa menambang, sementara penduduk setempat malah menjadi korban dan terpinggirkan.

Hal yang sama juga diucapkan Wendra. Baginya, peristiwa itu tak bisa dilihat semata dalam konteks sentimen anti-pekerja TKA Cina saja.

“Itu bukan soal sentimen Cina, tapi lebih kepada arogansi perusahaan dan tindakan perusahaan yg tidak menghormati kesepakatan dengan pemuka adat di sana, perusahaan dulu janji ketika mereka di beri izin menambang di wilayah adat mereka,” tegas Wendra.

PT Geomenix sudah masuk ke wilayah itu sejak 2007, oleh karena itu menurut Wendra, mengaitkan kekesalan warga terhadap PT Geomenix tak tepat bisa disangkut-pautkan dengan sentimen terhadap TKA Cina.

“Saya bisa yakinkan itu bukan karena sentimen Cina. Sentimen Cina itu kan baru dibumbu-bumbui saat ini kan. Mereka itu masuk 2007. 2007-2008 mereka sudah eksplorasi, 2009-2010 mereka operasi penuh, 2011 angkat [berhenti beroperasi] karena itu [kasus itu],” lanjut Wendra.

Bukan Perusahaan Cina, Juga Sudah Dicabut Izinnya

Dalam akta perusahaan PT Geominex Sapek dari Ditjen AHU C-0351 HT.01.01-TH 2007 (per 14 Maret 2018) tidak ada informasi bahwa perusahaan tersebut adalah perusahaan dengan Penanaman Modal Asing (PMA). Akta menyebut perusahaan itu sebagai PMDN Non Fasilitas dengan alamat Jl. Cemara No 7 Danau Teduh, Kota Padang, Sumatera Barat. Nama direksi dan pemilik saham tercatat tidak ada yang berkewarganegaraan asing. Data Minerba One Data (MODI) dari Kementerian ESDM pun menegaskan hal sama.

Perlu dicatat juga, saat ini izin operasi dari PT Geominex Sapek telah dicabut berdasarkan hasil PTUN antara YLBHI Sumatera Barat (LBH Padang) melawan Gubernur Sumatera Barat dengan nomor Putusan PTUN PADANG Nomor 2/P/FP/2017/PTUN.PDG Tahun 2017. Keputusan itu dibacakan pada 20 November 2017.

Kesimpulan

Berdasarkan pelacakan di atas, dapat dinilai bahwa video pembakaran kamp di Solok Selatan benar adanya sebagai sebuah fakta peristiwa. Namun, peristiwa itu terjadi pada 15 Juni 2011, bukan sekarang.

Konteks peristiwa aksi amuk massa berujung pembakaran itu terjadi karena persoalan konflik tambang emas antara perusahaan PT Geominex Sapek dengan warga masyarakat setempat. Informasi soal sentimen TKA dari Cina atau bahwa perusahaan itu merupakan perusahaan Cina tidak tepat. Persoalan yang terjadi saat itu kompleks dan tidak bisa serta- merta dibaca dengan kerangka sentimen anti-Cina seperti merebak sekarang ini.

Dengan demikian, segala informasi yang menarasikan video tersebut dengan bingkai sentimen anti-TKA Cina adalah keliru (false). Disinformasi yang terjadi dapat masuk dalam kategori fabricated news (pembingkaian peristiwa lama dengan isu masa kini untuk tujuan tertentu).

======

Tirto mendapatkan akses pada aplikasi CrowdTangle yang memungkinkan mengetahui sebaran sebuah unggahan (konten) di Facebook, termasuk memprediksi potensi viral unggahan tersebut. Akses tersebut merupakan bagian dari realisasi penunjukan Tirto sebagai pihak ketiga dalam proyek periksa fakta.

News Partnership Lead Facebook Indonesia, Alice Budisatrijo, mengatakan, alasan pihaknya menggandeng Tirto dalam program third party fact checking karena Tirto merupakan satu-satunya media di Indonesia yang telah terakreditasi oleh International Fact Cheking Network sebagai pemeriksa fakta.

Baca juga artikel terkait PERIKSA DATA atau tulisan lainnya dari Frendy Kurniawan

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Frendy Kurniawan
Editor: Maulida Sri Handayani